Menlu Iran Kecam Keamanan yang Lemah di Sekitar Kedutaan di Denmark Setelah Serangan Bersenjata

Menlu Iran Kecam Keamanan yang Lemah di Sekitar Kedutaan di Denmark Setelah Serangan Bersenjata

Tehran, Purna Warta Dalam panggilan telepon dengan Kedutaan Besar Iran untuk Kopenhagen Denmark, Afsaneh Nadipour, pada hari Jumat, Amir Abdullahian mengatakan bahwa peristiwa ini memalukan bahwa serangan seperti itu terjadi terhadap “duta besar wanita dengan kekebalan diplomatik di jantung Eropa.”

Dia juga mengkritik polisi Denmark atas tanggapan mereka yang terlambat terhadap penyusupan tersebut.

Baca Juga : Laporan Medis: Kematian Mahsa Amini Karena Sakit, Bukan Karena Pukulan

Utusan itu kemudian memberi penjelasan kepada menteri luar negeri tentang keadaan di sekitar serangan itu, dengan mengatakan, “Setelah masuk tanpa izin di tempat kedutaan, penyerang, membawa senjata dingin, mulai mengancam, meneror dan menyebabkan kerusakan pada kendaraan di tempat parkir kedutaan.”

“Sayangnya, terlepas dari peringatan resmi sebelumnya, polisi Denmark tiba di kedutaan dengan penundaan yang cukup lama,” tambah Nadipour.

Kerusuhan kekerasan yang didukung asing meletus setelah kematian seorang wanita muda Iran bulan lalu. Perusuh anti-Iran juga berkumpul di depan kedutaan dan konsulat Republik Islam Iran di beberapa kota di seluruh dunia, dengan beberapa bentrokan dilaporkan antara mereka dan polisi negara tuan rumah.

Kementerian Luar Negeri Iran telah memanggil kuasa usaha Swedia untuk memprotes serangan terhadap kedutaan besar Iran di Stockholm.

Diplomat Swedia telah dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Iran tanpa kehadiran duta besar untuk menyampaikan protes keras Republik Islam Iran sehubungan dengan kegagalan polisi Swedia untuk mengambil langkah-langkah keamanan yang diperlukan sepenuhnya sesuai dengan Konvensi Wina.

Sementara itu, Kemlu juga telah menyampaikan protesnya kepada Belgia atas serangan serupa terhadap kedutaan besar Republik Islam Iran di Brussel.

Baca Juga : Moskow Kecam Reaksi Kyiv Terhadap Insiden Jembatan Krimea

Protes atas kematian Mahsa Amini, seorang wanita Iran berusia 22 tahun yang pingsan di kantor polisi dan dinyatakan meninggal di sebuah rumah sakit Tehran pada 16 September, dan meletus pertama kali di provinsi asalnya Kurdistan dan kemudian di beberapa kota, termasuk ibukota Tehran.

Protes segera berubah menjadi kerusuhan kekerasan, dengan perusuh mengamuk, menyerang petugas keamanan, menggunakan vandalisme terhadap properti publik, dan menodai kesucian agama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *