Tehran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan kebijakan dukungan AS adalah faktor utama yang mendorong rezim Zionis untuk terus melakukan genosida warga sipil di Jalur Gaza yang terkepung.
Amir-Abdollahian menyampaikan komentar tersebut dalam panggilan telepon hari Sabtu (2/12) dengan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell.
Baca Juga : Hizbullah Serang Pusat Komando Militer Israel dengan Artileri dan Roket
Selama pembicaraan, diplomat top Iran menekankan perlunya segera mengakhiri kejahatan rezim Zionis terhadap warga Palestina.
“Serangan militer rezim Zionis terhadap masyarakat Gaza harus dihentikan secepatnya untuk membuka jalan bagi pengiriman bantuan kemanusiaan,” ujarnya.
Amir-Abdollahian menekankan bahwa “kebijakan suportif yang diadopsi oleh Amerika Serikat telah mendorong rezim Zionis untuk melanjutkan agresi militer dan pembantaian warga sipil di Gaza,” dan juga memainkan peran penting dalam kelanjutan dan penyebaran perang lebih lanjut.
Menteri Luar Negeri Iran mengeluarkan peringatan keras mengenai rencana rezim Zionis yang akan mengusir paksa warga Palestina dari tanah pendudukan mereka.
Baca Juga : Presiden Raisi: Dukungan Iran Terhadap Palestina Berdasarkan Konstitusi Republik Islam
“Akar penyebab situasi saat ini [di wilayah pendudukan] adalah pendudukan dan agresi rezim Zionis. Jika kejahatan perang rezim Israel terhadap [rakyat Palestina] di Gaza dan Tepi Barat tidak berhenti, perang mungkin akan semakin dalam dan menyebar ke [bagian lain] wilayah tersebut,” kata Amir-Abdollahian.
Borrell, pada bagiannya, menekankan bahwa ketegangan di Jalur Gaza dan Tepi Barat harus diakhiri sesegera mungkin, dan menekankan bahwa Uni Eropa berusaha membuat Israel menghormati kewajibannya berdasarkan hukum internasional.
Menyinggung peran Iran dalam membantu mengurangi ketegangan regional, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa mengatakan blok tersebut yakin bahwa diplomasi adalah solusi terbaik terhadap masalah Palestina dan kelanjutan serangan militer hanya akan memperburuk krisis.
Israel melancarkan serangkaian serangan baru tanpa pandang bulu di Jalur Gaza segera setelah perjanjian gencatan senjata tujuh hari dengan gerakan perlawanan Hamas di Gaza berakhir pada hari Jumat.
Baca Juga : Damaskus: Agresi Israel atas Suriah untuk Menutupi Kegagalan di Gaza
Sejauh ini lebih dari 15.200 orang tewas di Gaza dan lebih dari 40.000 orang terluka. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 70 persen korban serangan Israel di wilayah yang diblokade adalah perempuan dan anak-anak.