Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Hussein Amirabdullahian menyebut rezim Israel sebagai “sumber sebenarnya dari proliferasi senjata pemusnah massal (WMD)” di wilayah tersebut dan menegaskan kembali bahwa rezim di Tel Aviv adalah ancaman paling serius dan langsung terhadap kemanusiaan.
Baca Juga : Penerbang AS yang Protes Genosida di Gaza Tewas Setelah Membakar Dirinya
Amir-Abdullahian menyampaikan pernyataan tersebut pada pertemuan hari Senin (26/2) dengan para anggota Konferensi Perlucutan Senjata di Jenewa, Swiss, di mana ia menyerukan mobilisasi upaya internasional melawan ancaman yang ditimbulkan oleh rezim Israel terhadap perdamaian dan keamanan global.
“Seluruh persenjataan nuklir rezim ini perlu dihilangkan dan semua fasilitas nuklirnya ditempatkan di bawah mekanisme pengamanan dan verifikasi Badan Energi Atom Internasional,” katanya.
Menteri tersebut mengatakan bahwa pemerintahan Israel yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu semakin terdorong oleh dukungan AS dan negara-negara Barat tertentu selama perang yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina di Gaza karena rezim tersebut mengancam akan menggunakan senjata nuklir untuk melawan gerakan perlawanan Hamas yang berkuasa di wilayah tersebut.
Baca Juga : Konferensi WTO: Iran Sambut Baik Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dengan Negara-negara
“…Itu bukan kesalahan bicara oleh seorang menteri di kabinet Netanyahu yang merekomendasikan penggunaan opsi nuklir untuk menghilangkan gerakan pembebasan Hamas. Netanyahu telah berbicara tentang perlunya menghadapi Iran dengan ‘ancaman nuklir nyata’ dalam pidatonya di Majelis Umum PBB pada September 2023,” kata diplomat terkemuka Iran tersebut.
Pada bulan Januari lalu, menteri sayap kanan Israel Amichai Eliyahu memperbarui seruan untuk menyerang Gaza dengan bom nuklir, di tengah agresi tanpa henti Israel terhadap Jalur Gaza.
Eliyahu pada bulan November menyarankan menjatuhkan “bom nuklir” di Jalur Gaza sebagai “sebuah pilihan.”
Dalam sambutannya, Amir-Abdullahian mengatakan penggunaan senjata kimia oleh mantan diktator Irak Saddam Hussein terhadap warga Iran selama perang Iran-Irak pada tahun 1980an telah menjadikan negara tersebut menjadi korban senjata pemusnah massal terbesar sejak akhir Perang Dunia Kedua dan menyerukan tindakan nyata melawan ancaman tersebut.
Baca Juga : Tentara Aktif AS Bakar Diri depan Kedutaan Israel di Washington
Dalam sambutannya, Amir-Abdullahian juga menyatakan harapannya bahwa kepemimpinan bergilir Iran dalam Konferensi Perlucutan Senjata, yang akan dimulai pada tanggal 18 Maret, akan menghasilkan lebih banyak kerja sama di antara anggota inisiatif tersebut.