Teheran, Purna Warta – Dalam opini yang dimuat di surat kabar Al-Akhbar Lebanon, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menguraikan visi untuk menyelesaikan krisis Suriah yang sedang berlangsung dan menekankan pentingnya menjaga kemerdekaan, kedaulatan, dan martabat Suriah melalui persatuan nasional dan pemilu bebas.
Baca juga: Menlu Iran: Melindungi Batas Politik Negara-negara Regional adalah Garis Merah Iran
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyoroti implikasi yang lebih luas dari ketidakstabilan di kawasan tersebut, dengan menunjuk pada beban historis dan politik yang ditanggung oleh Levant dan Palestina. Ia menghubungkan tantangan saat ini dengan warisan campur tangan eksternal, khususnya setelah Perang Dunia II, yang menyebabkan krisis Eropa berpindah ke kawasan tersebut.
Seruan untuk Akuntabilitas dan Perlawanan
Menteri tersebut mengkritik rezim Israel atas pelanggaran berkelanjutan terhadap kedaulatan Palestina, tindakan agresif terhadap negara-negara tetangga, dan kekejaman seperti pengeboman Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Gaza baru-baru ini, yang ia gambarkan sebagai Holocaust modern. Ia juga mengutuk kegagalan masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel, dengan membandingkannya dengan kekejaman Nazi Jerman.
Araghchi menggarisbawahi pentingnya perlawanan dalam respons kawasan terhadap agresi. Ia mengutip contoh-contoh perlawanan dari segi budaya dan sejarah, termasuk pembangkangan warga Palestina dan persatuan yang terjalin antara kekuatan-kekuatan regional seperti Iran, Suriah, Irak, dan Lebanon selama perang melawan ISIS. Ia menggunakan citra puitis untuk menonjolkan semangat perlawanan yang abadi, dengan merujuk pada karya-karya penyair Suriah Nizar Qabbani dan solidaritas di antara berbagai kelompok agama dan etnis di kawasan tersebut.
Tantangan Unik Suriah
Menteri luar negeri Iran memperingatkan terhadap intervensi eksternal dan salah perhitungan strategis oleh negara-negara seperti Amerika Serikat dan Israel, yang katanya bertujuan untuk menghancurkan tatanan sosial, infrastruktur ekonomi, dan kemampuan pertahanan Suriah. Ia menyatakan keprihatinan atas meningkatnya ancaman kelompok teroris seperti ISIS dan Al-Qaeda yang menggunakan Suriah sebagai basis, diperparah oleh serangan militer Israel dan intervensi asing.
Meskipun menghadapi tantangan ini, Araghchi memuji ketangguhan warga Suriah, menyamakan perjuangan mereka dengan warga Gaza, yang melawan agresi Israel dengan sumber daya terbatas tetapi tekad yang kuat. Ia menyerukan masyarakat internasional untuk menghormati kedaulatan Suriah dan mendukung proses politik yang didorong oleh rakyatnya.
Baca juga: Diplomat Senior Iran Peringatkan tentang Disintegrasi Suriah
Jalan ke Depan: Pemilu Bebas dan Kohesi Nasional
Araghchi menguraikan sikap Iran dalam menyelesaikan krisis Suriah, menekankan perlunya pemilu yang bebas dan adil sebagai landasan untuk membangun kembali negara tersebut. Ia mendesak keterlibatan semua kelompok sosial dan etnis dalam proses ini, yang menurutnya akan menghasilkan pemerintahan yang mencerminkan keinginan rakyat. Pendekatan ini, katanya, sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 dan menggarisbawahi komitmen Iran terhadap integritas dan kedaulatan wilayah Suriah.
Sebagai penutup, Araghchi menegaskan kembali solidaritas Iran dengan Suriah, dengan menekankan pentingnya persatuan, koeksistensi, dan penghormatan terhadap keinginan rakyat sebagai elemen penting dalam mengatasi tantangan saat ini dan memastikan stabilitas dan martabat negara dalam jangka panjang.