Tehran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Hussein Amir-Abdullahian mendesak Mesir untuk membuka penyeberangan Rafah tanpa syarat agar rakyat Palestina di Jalur Gaza bisa mendapatkan akses langsung terhadap obat-obatan, makanan dan bahan bakar.
Baca Juga : PBB: Warga Palestina di Gaza Hidup dalam Kengerian yang Serius
“Sangat diharapkan bahwa otoritas tinggi di Mesir akan membuka perbatasan Rafah tanpa syarat untuk mengirim obat-obatan, makanan dan bahan bakar ke seluruh [Jalur] Gaza,” kata Amir-Abdullahian dalam sebuah posting di X pada hari Rabu (6/12).
“Hari ini, mata perempuan dan anak-anak Gaza, yang kekurangan air, obat-obatan, atau makanan, tertuju pada perbatasan Rafah dan [mereka menunggu] keputusan tegas Mesir,” tulisnya.
Perbatasan Rafah yang terletak di selatan Jalur Gaza merupakan salah satu dari dua perlintasan utama bagi penduduk Gaza dan satu-satunya perlintasan yang tidak dikontrol langsung oleh rezim Israel.
Semua barang dan bantuan kemanusiaan melintasi perbatasan Rafah. Namun karena blokade yang diberlakukan Israel terhadap Gaza, perbatasan tersebut hanya sesekali dibuka untuk warga Palestina.
Baca Juga : Ketua IRGC: Israel Tidak Dapat Atasi Perang Berkepanjangan Di Jalur Gaza
Palestina menuduh Mesir memperkuat blokade Israel di Gaza dengan menolak membuka kembali penyeberangan Rafah.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di wilayah pesisir, termasuk rumah sakit, tempat tinggal dan rumah ibadah, sejak gerakan perlawanan Palestina melakukan serangan mendadak, yang dijuluki Operasi Badai al-Aqsa, terhadap rezim tersebut pada tanggal 7 Oktober.
Sejak itu, rezim Israel juga memberlakukan blokade total terhadap Gaza, sehingga menghambat akses Jalur Gaza terhadap makanan, air dan obat-obatan.
Setidaknya 16.248 warga Palestina, termasuk 7.112 anak-anak dan 4.885 wanita, telah tewas dan lebih dari 43.616 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat tanpa henti di wilayah tersebut sejak 7 Oktober.
Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza mengatakan pada hari Rabu bahwa total 800.000 warga Palestina di bagian utara Jalur Gaza yang terkepung saat ini tidak memiliki jaminan kesehatan.
Baca Juga : Politico: Amerika Tidak Inginkan Konflik Militer dengan Ansarullah
Kementerian tersebut memperingatkan terhadap “tindakan genosida yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza utara.”
Dalam sebuah pernyataan di X, juru bicara kementerian Ashraf Al-Qudra mengatakan pendudukan Israel sengaja bertujuan untuk merusak infrastruktur layanan kesehatan di Gaza utara.