Tehran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian menggarisbawahi bahwa AS dan Israel tidak tahu dan bingung apakah akan melanjutkan perang di Jalur Gaza yang terkepung atau merundingkan gencatan senjata.
Baca Juga : Survei: Dua Pertiga Warga Israel Tuntut Pengunduran Diri Netanyahu
“AS dan Israel tidak memiliki strategi bagaimana mempertahankan perang [Gaza] dan juga tidak tahu bagaimana mencapai gencatan senjata,” Amir Abdollahian berbicara kepada sekelompok mahasiswa di Universitas Teheran pada hari Sabtu (9/12).
“Fraksi perlawanan telah menyatakan bahwa mereka sejauh ini telah memobilisasi antara 10 dan 12 persen pasukan mereka, dan sepenuhnya siap menghadapi perang berkepanjangan dengan Israel,” tambahnya.
Amir Abdollahian mengatakan Operasi Badai Al-Aqsa, yang dilancarkan oleh kelompok perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza melawan rezim Tel Aviv pada 7 Oktober, tidak hanya menghancurkan aparat keamanan Israel, tetapi juga struktur entitas pendudukan.
“Tujuh badan keamanan bekerja sepanjang waktu pada saat itu, dan menggunakan perangkat canggih. Meski begitu, Hamas menolak semua skema tersebut,” kata Amir Abdollahian.
Baca Juga : Hamas Ungkap Israel Tidak Peduli terhadap Kehidupan Tahanan di Gaza
Menteri Luar Negeri Iran mengatakan bahkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah mengakui keterkejutan dan kebingungan para pejabat Israel ketika dia mengunjungi Tel Aviv pada 13 Oktober.
Mereka yang pernah mengklaim Israel memiliki militer terkuat keempat di dunia tidak bisa melupakan keterkejutan akibat operasi Hamas, kata diplomat terkemuka Iran.
Amir Abdollahian juga menyoroti bahwa kelompok perlawanan telah mengumumkan bahwa mereka akan terus melakukan serangan roket dan drone terhadap pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan pendudukan AS di seluruh wilayah tersebut atas dukungan Washington terhadap serangan gencar rezim Israel yang tak henti-hentinya di Gaza.
Menteri luar negeri Iran juga mengatakan bahwa Operasi Badai Al-Aqsa murni dilakukan oleh Palestina dan bahwa Amerika telah mendesak Iran melalui pesan pribadi untuk menyerukan kelompok perlawanan agar menghentikan serangan terhadap instalasi militer AS di Irak dan Suriah.
Amir Abdollahian mengatakan, sebagai imbalannya, Iran menjawab bahwa kelompok-kelompok ini beroperasi secara independen dan mengambil keputusan sendiri.
Baca Juga : Iran: AS adalah Pemain utama dalam Pembantaian di Gaza
Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah berakhirnya jeda kemanusiaan selama seminggu dengan kelompok Palestina Hamas.
Setidaknya 17.700 warga Palestina telah tewas dan 48.780 lainnya terluka dalam serangan udara dan darat yang tiada henti di wilayah kantong tersebut sejak 7 Oktober menyusul serangan lintas batas oleh Hamas. Korban tewas Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 orang, menurut angka resmi.