Amman, Purnawarta – Jajaran pemimpin negara Arab bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Sabtu (4/11). Mereka mengecam tingkat kematian rakyat sipil dalam serangan Isreal ke Jalur Gaza yang terus meroket. Mereka mendesak adanya gencatan senjata sesegera mungkin. Blinken memperingatkan mereka bahwa tindakan tersebut bisa jadi kontraproduktif dan malah membuat ketegangan semakin tinggi.
Baca Juga : Iran Peringatkan Israel Operasi Militer Front Perlawanan Tahap Berikutnya Jika Pemboman Berlanjut
Pertemuan tersebut dihadiri para diplomat dari Mesir, Yordania, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab dan Otoritas Palestina. Sebelum pertemuan ini, Blinken berkunjung ke Tel Aviv dan mengadakan pembicaraan khusus secara tertutup dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (3/11) lalu sebagiamana yang diwartakan The Times of Israel.
Menlu Mesir Sameh Shoukry mengatakan negaranya tidak dapat menerima serangan Israel ke Jalur Gaza sebagai bentuk pembelaan diri. Shoukry menyebut serangan itu sebagai ‘hukuman kolektif’ Israel terhadap seluruh rakyat Palestina yang berada di Jalur Gaza. “(Serangan) itu sama sekali tidak dapat dijustifikasi sebagai pembelaan diri,” ujarnya.
Blinken menegaskan posisi Amerika yang mengatakan bahwa gencatan senjata akan menyalahi hak dan kewajiban Israel untuk melindungi warganya pasca peristiwa 7 Oktober. Ia mengatakan administrasi Presiden Joe Biden berkomitmen untuk terus membela hal Israel untuk melindungi dirinya. Ia menambahkan bahwa AS hanya membolehkan adanya ‘jeda kemanusiaan’ untuk membuka aliran bantuan ke Jalur Gaza.
Baca Juga : Iran: Israel Takut Pertempuran Tatap Muka Dengan Pejuang Palestina
Blinken juga menyinggung soal kontrol dan kekuasaan atas Jalur Gaza apabila serangan ini berakhir. Namun para petinggi Arab mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mendiskusikan hal tersebut. Mereka mengatakan penghentian serangan dan penyediaan bantuan kemanusiaan yang layak adalah masalah darurat yang harus segera ditangani.