Tehran, Purna Warta – Melalui panggilan telepon dengan presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Jumat (7/4) Presiden Republik Islam Iran menyerukan konvergensi yang lebih besar dari negara-negara Islam untuk menangani kejahatan rezim Zionis Israel baru-baru ini.
Tentara Zionis menyerang jemaah Masjid Al-Aqsa pada Rabu dini hari, (5/4) dan berusaha mengusir jemaah salat dari masjid.
Baca Juga : Iran: Kekerasan terhadap Jamaah Masjid al-Aqsa Tunjukkan Karakter Biadab Rezim Zionis
Akibat serangan ini, sejumlah warga Palestina terluka. Menanggapi serangan dan kejahatan biadab rezim Zionis tersebut, kelompok perlawanan Palestina juga beberapa kali menargetkan pemukiman Zionis di sekitar perbatasan Jalur Gaza dengan roket.
Dalam hal ini, Presiden Iran dan Turki, Sayid Ebrahim Raisi dan Recep Tayyip Erdoğan, dalam panggilan telepon membahas dan bertukar pandangan tentang serangan rezim Zionis terhadap Masjid Al-Aqsa dan perlunya konvergensi negara-negara tersebut. daerah untuk melawan tindakan tersebut.
Merujuk pada kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis Israel ini terhadap rakyat Palestina, khususnya para jamaah salat di Masjid Al-Aqsa, serta penghinaan terhadap tempat yang mulia dan suci ini, Presiden Republik Islam Iran mengatakan, “Republik Islam Iran menyerukan untuk pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam untuk mengkaji cara-cara menghadapi kekejaman rezim Zionis.”
Raisi juga menekankan perlunya menghormati keutuhan wilayah negara-negara kawasan dan menganggap cara terpenting untuk memerangi terorisme dan separatisme adalah dengan mendukung kedaulatan nasional negara-negara kawasan.
Baca Juga : Ramaikan Quds Day, Ratusan Warga Makassar Kecam Israel
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, dalam percakapan telepon ini, sambil menghargai bantuan Republik Islam Iran dalam gempa bumi baru-baru ini di Turki, mengutuk agresi rezim Zionis baru-baru ini di Masjid Al-Aqsa dan rakyat Palestina yang tertindas.
Selain itu, Erdogan menekankan konvergensi dan kesatuan pendapat negara-negara Islam untuk menghadapi agresi tersebut dalam kerangka Organisasi Kerjasama Islam.