Tel Aviv, Purnawarta – Ratusan massa Israel berdemonstrasi di depan gedung parlemen, menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk turun dari jabatannya. Massa juga menuntut penyelenggaraan pemilu untuk menggantikan pemerintahan yang ada karena dinilai gagal menjaga keamanan masyarakat Israel serta memulangkan para tawanan setelah lebih dari tiga bulan.
Baca Juga : Mosi Tidak Percaya, Apakah Netanyahu dalam Bahaya?
Demonstrasi ini telah mendapat izin dari kepolisian. Namun demonstrasi berlangsung ricuh. Massa berusaha menerobos barikade yang membatasi jalanan dengan pelataran gedung parlemen. Mereka menutup akses masuk ke gedung parlemen. Polisi lantas menyeret massa menjauh dari barikade pembatas. Massa tak pelak meneriaki para polisi dengan sebutan kriminal yang telah mengancurkan negara.
Sementara itu, pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid mendesak Netanyahu untuk duduk dan membicarakan tanggal untuk penyelenggaraan pemilu. “Saya punya penawaran untuk Benjamin Netanyahu. Mari kita duduk bersama. Saya dan anda. Perdana Menteri dan pemimpin oposisi. Lalu kita tentukan saja tanggalnya (pemilu),” ujarnya.
Lapid mengatakan bahwa pada titik ini, bubarnya pemerintahan Netanyahu dan perlunya Israel terhadap pemilu yang baru sudah tak terelakkan lagi. “Setelah bencana terbesar yang pernah terjadi sepanjang sejarah negara ini (peristiwa 7 Oktober), kita butuh sebuah pemerintahan yang mampu memuliihkan kembali kepercayaan publik, kepercayaan terhadap sistem keamanan, yang juga memiliki rencana dan tahu apa yang harus dilakukan ke depannya,” tambahnya.
Baca Juga : Hizbullah Gagalkan Serangan Israel ke Lebanon Selatan
Sebuah survey mengatakan bahwa masyarakat Israel akan memilih Benny Gantz sebagai Perdana Menteri apabila pemilu diadakan dalam waktu dekat. 48% responden mengatakan akan memilih Gantz jika pemilu diadakan hari ini. 53% responden dalam survei tersebut percaya bahwa motivasi Netanyahu dalam keputusannya selama masa perang diwarnai oleh kepentingan pribadinya sendiri.