Teheran, Purna Warta– Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada hari Minggu memperoleh persetujuan dari Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei sebelum memangku jabatan sebagai presiden kesembilan Republik Islam Iran.
Baca juga: Maduro Memenangkan Pemilihan Presiden Venezuela
Ayatollah Sayyid Ali Khamenei secara resmi mengesahkan Pezeshkian untuk memangku jabatan dalam sebuah upacara di Imam Khomeini Hussainiyah, Teheran, yang dihadiri oleh pejabat senior Iran dan asing.
Selama acara tersebut, Pezeshkian menerima dekrit pengesahannya dari Pemimpin dan secara resmi dikukuhkan sebagai Presiden Iran selama empat tahun.
Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi memberi pengarahan kepada para peserta di acara tersebut tentang langkah-langkah untuk menyelenggarakan pemilihan presiden nasional.
Setelah itu, kepala kantor Pemimpin, Hojatoleslam Mohammad Mohammadi-Golpayegani, naik podium untuk membacakan teks dekrit pengesahan, sebelum pidato presiden terpilih tentang rencana umumnya untuk menjalankan cabang kekuasaan eksekutif.
Upacara pengesahan akan diikuti oleh pelantikan publik pada tanggal 30 Juli di Parlemen Iran, di mana Pezeshkian akan mengambil sumpah jabatannya di hadapan anggota parlemen Iran dan pejabat asing dari puluhan negara.
Undang-undang parlemen menetapkan bahwa presiden baru harus menyampaikan rencananya dan memperkenalkan menterinya dalam waktu dua minggu setelah pelantikan.
Para anggota parlemen kemudian akan membahas surat kepercayaan menteri yang diusulkan selama seminggu sebelum mengadakan sesi terakhir mengenai mosi tidak percaya.
Pezeshkian terpilih menjadi anggota Parlemen sebagai perwakilan kota Tabriz di wilayah barat laut dalam pemilihan umum parlemen pada tanggal 1 Maret.
Baca juga: Aref Dipilih sebagai Wakil Presiden Iran
Setelah meninggalnya Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter pada tanggal 19 Mei, Pezeshkian menjadi salah satu dari enam kandidat akhir yang dipilih oleh Dewan Konstitusi dari 80 pelamar yang mencalonkan diri sebagai presiden.
Ia memperoleh suara terbanyak dalam putaran pertama pemilihan presiden pada tanggal 28 Juni dan berhadapan dengan kandidat kedua, Saeed Jalili, dalam pemilihan putaran kedua pada tanggal 5 Juli.
Dokter yang beralih profesi menjadi politisi ini memenangkan pemilihan putaran kedua dengan meraup 53,66% suara.
Pemerintahan barunya, yang ke-14 setelah kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979, akan menjabat selama empat tahun.