Masih Tentang Spionase, Ternyata NSO Israel Akad Kerja dengan Saudi

Masih Tentang Spionase, Ternyata NSO Israel Akad Kerja dengan Saudi

Tel Aviv, Purna Warta Perangkat spionase Israel bernama Pegasus menjadi perhatian hangat dunia warta. 17 perusahaan media mengadakan penyelidikan dan menemukan peran perangkat tersebut dalam memata-matai aktivis HAM, jurnalis bahkan petinggi pemerintahan.

Dikutip dari Saudi Leaks, 20/7, surat kabar Le Monde mengungkap akad perjanjian yang pernah dilakukan perusahaan NSO Group, yang membawahi perangkat Pegasus, dengan pemerintah Saudi pimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Baca Juga : Spionase Jurnalis dan Aktivis dengan Perangkat Israel, Begini Reaksi Uni Eropa

Dengan judul “Di Lebanon, Negara-Negara Teluk Persia Mengawasi Sekutunya Seperti Musuh”, surat kabar asal Prancis tersebut, Le Monde menuliskan catatan bahwa Putra Mahkota, sekaligus Menhan Saudi, Mohammed bin Salman meminta perusahaan Pegasus, Israel, untuk mengawasi petinggi politik Lebanon.

Kabar mengenai akad perjanjian ini bukan hanya diliput oleh Le Monde, tetapi New York Times dalam salah satu laporannya juga mengungkap izin Israel kepada Saudi dalam penggunaan perangkat mata-mata Pegasus untuk spionase oposisi Istana, baik tingkat dalam negeri maupun internasional. Demikian Masruna.com mengabarkan.

Menurut laporan New York Times, NSO sebagai perusahaan spionase kondang Israel dipakai oleh beberapa negara untuk mengawasi aktivis HAM melalui perangkat Pegasus.

“NSO Group menjual perangkat Pegasus ke Arab Saudi pada tahun 2017. Istana menggunakan perangkat spionase dengan buruk sebagai salah satu serangan menundukkan oposisi dalam kedaulatan dan menghadapi oposisi Saudi di luar negeri,” tulis New York Times dikutip media asal Mesir, Masruna.

Baca Juga : Hati-hati Ansarullah, Perangkat Spionase Israel Juga Menargetkan Anda

Sementara Le Monde mengungkapkan bahwa pihak-pihak Lebanon yang diminta diawasi oleh Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Saudi, adalah Kepala Negara Lebanon, Michel Aoun, mantan PM yang baru saja mundur dari tugas penyusunan Kabinet, Saad Hariri dan banyak pejabat dari pihak Hizbullah pada tahun antara 2018-2019.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *