Purna Warta – Hubungan Iran-Tiongkok termasuk di antara hubungan yang sangat penting bagi kedua negara dan bagi kekuatan regional dan internasional. Dengan terpilihnya Masoud Pezeshkian sebagai presiden baru Iran, muncul pertanyaan tentang bagaimana hubungan Iran dan Tiongkok akan berjalan di masa depan.
Baca juga: Iran Luncurkan Radar Canggih dan Sistem Perang Elektronik di Pameran Rusia
Iran dianggap sebagai salah satu kekuatan utama di kawasan Asia Barat dan salah satu produsen dan eksportir minyak terbesar di dunia. Tiongkok merupakan negara berkembang di dunia, anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto, dan importir minyak terbesar di dunia.
Selain memastikan kepentingan mereka di berbagai bidang, hubungan antara kedua negara juga menarik bagi para pesaing regional dan internasional.
AS merupakan salah satu negara adikuasa dunia yang menentang pengembangan hubungan antara Iran dan Tiongkok karena, di satu sisi, AS yakin bahwa Iran tengah berupaya menghindari sanksi dengan mengembangkan hubungan dengan Tiongkok, dan di sisi lain, Tiongkok tengah berupaya meningkatkan pengaruhnya di kawasan dan dunia, sekaligus mengamankan kepentingan ekonominya, dengan mengembangkan hubungan dengan negara-negara di kawasan Asia Barat, termasuk Iran.
Meskipun menghadapi berbagai pertentangan dan hambatan, hubungan Iran-Tiongkok terus berkembang selama masa jabatan mendiang Presiden Iran Rais yang berujung pada penandatanganan perjanjian strategis selama 25 tahun oleh kedua negara. Kini, dengan dilantiknya Presiden baru Masoud Pezeshkian di Iran, perhatian tertuju pada kebijakan luar negerinya dan hubungan dengan negara-negara seperti Tiongkok.
Ia mengatakan dalam sebuah catatan yang baru-baru ini diterbitkan oleh Tehran Times: “Tiongkok dan Rusia secara konsisten mendukung kami selama masa-masa yang penuh tantangan. Kami sangat menghargai persahabatan ini. Peta jalan 25 tahun kami dengan Tiongkok merupakan tonggak penting menuju pembentukan kemitraan strategis komprehensif yang saling menguntungkan, dan kami berharap dapat berkolaborasi lebih luas dengan Beijing saat kita maju menuju tatanan global baru.” Pernyataan jujur Pezeshkian tersebut menunjukkan bahwa pengembangan hubungan dengan Tiongkok merupakan strategi kebijakan luar negeri Republik Islam Iran dan tidak akan banyak berubah seiring dengan pergantian pemerintahan di Iran.
Namun, tanggapan Tiongkok terhadap catatan Pezeshkian menunjukkan kecenderungan Beijing untuk melanjutkan tren hubungan yang sedang berkembang dengan Iran di pemerintahan baru.
Baca juga: Polisi Heroik Iran Tewas Saat Bertugas di Azerbaijan Timur
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian mengatakan:
“Tiongkok dan Iran memiliki sejarah panjang dalam hubungan persahabatan, dan hubungan bilateral telah mempertahankan perkembangan yang baik dan stabil sejak terjalinnya hubungan diplomatik lebih dari setengah abad yang lalu. Dalam menghadapi situasi regional dan internasional yang kompleks, Tiongkok dan Iran selalu saling mendukung dan bekerja sama untuk mengonsolidasikan rasa saling percaya yang strategis, terus mempromosikan pertukaran dan kerja sama di berbagai bidang, serta menjaga komunikasi dan koordinasi yang baik dalam urusan regional dan internasional. Hal ini tidak hanya menguntungkan rakyat Tiongkok dan Iran, tetapi juga berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas regional dan dunia”