Beirut, Purna Warta – Di tengah meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan wilayah pendudukan Israel pada tahun 1948, seorang mantan pejabat militer Israel menggambarkan gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon sebagai salah satu dari lima negara adidaya dalam hal jumlah roket yang dimilikinya.
Baca juga: Iran dan Arab Saudi Bahas Perkembangan Regional
Ram Aminach, pensiunan brigadir jenderal yang menjabat sebagai penasihat keuangan militer Israel, mencatat bahwa “masyarakat Israel tidak memahami sejauh mana ancaman Hizbullah karena mereka memiliki persediaan roket yang besar dan dianggap sebagai salah satu dari lima negara adidaya, bersama dengan Israel. Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia, dan Jerman.”
Aminach menggarisbawahi bahwa Israel tidak dapat menghadapi Hizbullah tanpa menghadapi seluruh Lebanon.
Pernyataan tersebut muncul ketika Hizbullah dan Israel telah saling baku tembak sejak awal Oktober tahun lalu, tak lama setelah rezim tersebut melancarkan agresi genosida terhadap Jalur Gaza menyusul operasi mendadak yang dilakukan oleh kelompok perlawanan Hamas Palestina.
Hizbullah berjanji akan terus melakukan serangan balasan selama rezim Tel Aviv melanjutkan perang di Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 37.834 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai 86.858 lainnya.
Para pejabat Hizbullah telah berulang kali mengatakan mereka tidak ingin berperang dengan Israel namun jika hal itu terjadi mereka siap.
Mufti Besar Syiah Lebanon, Syekh Ahmad Qabalan, mengatakan Hizbullah memiliki gudang senjata yang sangat besar dengan berbagai jenis rudal, dan memperingatkan bahwa gerakan perlawanan akan menembakkan hingga setengah juta rudal ke wilayah pendudukan Israel jika terjadi perang baru di Lebanon.
Baca juga: Kedubes Iran Protes Inggris atas Gangguan terhadap Pemilu
“Jika terjadi perang terbuka antara Lebanon dan Israel, negara ini diperkirakan akan meluncurkan sekitar 500.000 rudal [dari Lebanon selatan ke wilayah pendudukan]. Kekuatan destruktif dari rudal-rudal ini dapat membuat rezim pendudukan kembali ke masa 70 tahun yang lalu,” kata Qabalan.