Riyadh, Purna Warta – Meskipun dalam beberapa tahun terakhir ini banyak isu mengenai kebebasan berhijab di Saudi, namun ada juga yang menyangkalnya. Dan beberapa hari ini ada berita yang melaporkan kebebasan hijab dan maraknya rambut pendek di Riyadh.
Sekitar tahun 2019-2020, ada selembaran surat yang berisikan aturan kebebasan hijab di semua kota Arab Saudi, terkecuali dua kota suci Makkah dan Madinah. Surat yang dinisbatkan ke Kementerian Dalam Negeri Saudi tersebut tersebar di dunia maya.
Baca Juga : 118 Pelanggaran Gencatan Senjata oleh Koalisi Saudi
Surat tersebut tertanggal 12 Muharram 1441 Hijriyah atau bertepatan dengan 13 September 2019 sedangkan kop surat tertanggal 17 Muharram atau 18 September 2019.
Yang menjadi perhatian adalah pasal pertama dari aturan baru Kemendagri Saudi yang menyatakan larangan bagi pihak keamanan untuk menangkap atau menindak perempuan yang tidak menggunakan hijab. Larangan ini berlaku sedari 24 Muharram 1441 atau 23 September 2019 yang bertepatan dengan hari nasional.
Surat ini tersebar di Medsos dan sontak peselancar dunia maya meresponnya. Tapi banyak juga yang menyangkalnya dengan menyebut surat palsu.
Dan sekarang, beberapa hari ini, surat kabar Indonesia banyak melaporkan kebebasan berhijab wanita Saudi serta gaya rambut mereka yang popular dipotong pendek atau biasa disebut potongan boy.
Baca Juga : Amerika Klaim Bertanggung Jawab atas Pembunuhan Pemimpin Hurras Ad-Din
Bukan hanya media Indonesia, tetapi sekelas media Prancis, yaitu France24 juga melaporkan hal yang sama. Mayoritas mereka mengambil dan mengutip dari hasil wawancara perempuan Saudi dengan media AFP.
Salah seorang pekerja Saudi kepada AFP menjelaskan, “Orang lebih suka melihat feminitas dalam penampilan Wanita. Gaya ini menjadi semacam perisai yang melindungi saya dari orang-orang dan memberikan saya kekuatan.”
Media menyebut hal ini tak luput dari keputusan Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi, yang mendambakan dan mengimpikan Saudi maju dalam konteks proyek raksasanya bernama Visi 2030.
Baca Juga : Iran Berinvestasi di Tartus, Suriah
Tapi banyak telaah pakar serta analis yang memprediksikan bahwa proyek ini hanya untuk melapangkan jalan ke kursi raja, karena sempat berebutan panas dengan pamannya, jika didasarkan pada warisan pendahulu. Bahkan ada juga prediksi yang menuliskan setir MBS menuju ke Israel di bawah resolusi Abraham atau yang biasa disebut normalisasi.