Kairo, Purna Warta – Liga Arab pada hari Jumat (14/12) mengeluarkan resolusi yang mengecam pendudukan Israel di zona penyangga Suriah dan mendesak PBB untuk campur tangan, karena pasukan Israel semakin maju ke wilayah Suriah. Blok yang beranggotakan 22 orang itu bersidang di Kairo untuk menetapkan posisi yang bersatu atas tindakan Israel, dengan Kementerian Luar Negeri Mesir merilis rincian resolusi tersebut.
Liga Arab meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan sesi guna membahas pendudukan Israel di zona penyangga di Suriah, yang digambarkannya sebagai pelanggaran perjanjian pelepasan tahun 1974. Resolusi tersebut selanjutnya menuntut agar Israel mematuhi Resolusi PBB 497 (1981) dan menarik diri dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
Israel memulai serangannya untuk merebut lebih banyak wilayah Suriah pada hari Minggu, setelah militan yang didukung asing yang dipimpin oleh Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) mendeklarasikan penggulingan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad setelah serangan cepat selama dua minggu.
Pasukan Israel memasuki kota-kota di Quneitra, mengevakuasi penduduk secara paksa dan menduduki puncak Jabal al-Sheikh, titik pengamatan strategis bagi Suriah dan Lebanon. Gunung yang menjulang setinggi 2.814 meter (9.232 kaki) ini merupakan titik tertinggi di pantai Mediterania timur.
Laporan menunjukkan bahwa pasukan Israel telah maju melampaui zona penyangga menuju Damaskus, melakukan ratusan serangan udara di seluruh Suriah.Serangan ini menargetkan pangkalan militer Suriah, sistem pertahanan udara, fasilitas intelijen, dan depot rudal. Israel juga menghancurkan kapal angkatan laut, helikopter, dan armada jet tempur MiG-29 Suriah, menurut laporan.
Sementara pejabat Israel mengatakan serangan itu dimaksudkan untuk menghilangkan kemampuan yang dapat digunakan militan untuk menyerang Israel, analis berpendapat infrastruktur militer Suriah sudah tidak memadai untuk menimbulkan ancaman yang kredibel. Resolusi Liga Arab mengecam eskalasi Israel sebagai “pelanggaran perjanjian pelepasan 1974” dan meminta masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban Israel.
Sementara itu, menteri perang Israel, Israel Katz memerintahkan pasukan untuk “bersiap untuk tetap” di Suriah selama musim dingin, termasuk posisi di Jabal al-Sheikh. Katz mengatakan arahan itu menyusul diskusi dengan kepala staf angkatan darat, Herzi Halevi, dan pejabat militer senior.