Baghdad, Purna Warta – Beberapa media Irak dini hari Minggu, 7/11, melaporkan suara penembakan dan ledakan di zona hijau Baghdad. Zona hijau adalah zona sekitar Kedutaan Besar AS di Irak.
Sabereen News dalam laporannya menuliskan, “Terdengar suara ledakan di zona hijau Baghdad. Dekat zona hijau tersebut juga terjadi adu tembak.”
Baca Juga : Sana’a: Amerika Serikat Sembunyikan Posisi Sebenarnya dalam Perdamaian di Yaman
“Sirine bahaya di dalam Kedubes AS di Irak berbunyi dan sejumlah besar pasukan keamanan bersiap di dalam maupun di bagian gerbang zona hijau,” tambahnya.
Dalam lanjutan laporannya ini, Sabereen News melanjutkan bahwa sirine mobil polisi di wilayah zona hijau dan sekitarnya juga dibunyikan. Pesawat tempur dan drone terus beterbangan di langit zona hijau.
“Terlihat asap dari bagian dalam zona hijau. Sementara Kedubes AS di Baghdad terus menembakkan sasaran ke udara,” lanjutnya.
Setelah menelpon bagian kepolisian, Sabereen News melaporkan bahwa situasi ditingkatkan menjadi darurat. Hal tersebut diumumkan setelah diwartakan ledakan kedua di ibukota Irak.
Baca Juga : Nursultan Tuan Rumah Babak Baru Pembicaraan Damai Suriah
Adapun surat kabar Prancis mengutip dari sumber keamanan pemerintah Irak dan melaporkan bahwa dekat kediaman Mustafa al-Kadhimi, PM Irak, menjadi sasaran serangan udara. Kediaman PM terletak di dekat zona hijau.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa serangan udara ini dilakukan oleh drone dan sebagian lainnya menyatakan bahwa serangan dilakukan dengan rudal Katyusha.
Beberapa saat setelahnya, satu grup bernama Satuan Media Keamanan Irak dalam laporannya menuliskan bahwa rumah tempat tinggal Perdana Menteri diserang dengan satu drone. Namun upaya tersebut gagal dan PM al-Kadhimi selamat.
Beberapa sumber menyatakan bahwa al-Kadhimi tidak berada di rumah saat penyerangan.
“Satu aksi ancaman via drone penyerang menargetkan kediaman Perdana Menteri Irak di zona hijau. Akan tetapi sang Perdana Menteri tidak mengalami hal apapun dan selamat. Pasukan keamanan langsung menindaklanjuti upaya berbahaya ini,” tulis Satuan Media Keamanan Irak dalam laporannya.
Baca Juga : Media Zionis: Hizbullah Punya 100.000 Roket, Israel Harus Waspada
Namun demikian, Sabereen News mengutip sumber di Gedung Kepresidenan yang menyatakan, “Tidak ada kerugian di rumah tersebut. Satu drone kecil menghantam kediaman Mustafa al-Kadhimi dan tidak merugikan apapun.”
Pasca kejadian, PM Mustafa al-Kadhimi langsung mentweet. Dalam tweetannya, PM menulis keteguhannya menghadapi ancaman, yang tidak akan pula menakutkan pasukan keamanan dalam tugasnya menjaga keamanan rakyat.
Beberapa saat kemudian, Kementerian Dalam Negeri Irak melaporkan adanya 3 drone yang dioperasikan dalam teror Mustafa al-Kadhimi.
Baca Juga : 3 Kapal Pengangkut 80.000 Ton BBM untuk Rakyat Yaman Disita Koalisi Saudi
Media warta resmi Irak (Iraqi News Agency) dalam laporannya menuliskan bahwa Saad Maan, Direktur Umum dan Informasi Kemendagri Irak, menegaskan bahwa penargetan Perdana Menteri adalah satu aksi terorisme dan ini tidak benar.
Saad Maan menambahkan, “Teror untuk menghabisi Perdana Menteri dioperasikan melalui 3 drone dan suara tembakan yang terdengar dikarenakan upaya menembak drone tersebut. 2 drone akhirnya tumbang.”
“Drone ketiga menghantam kediaman PM al-Kadhimi namun tidak menyebabkan kerugian apapun,” jelasnya.
Namun menurut laporannya, ada beberapa orang, yang berada di dalam rumah, terluka dalam serangan ini dan mereka dalam kontrol perawatan.
Saad Maan juga menjelaskan penyelidikan yang langsung dilakukan oleh pihak keamanan. Mereka mencari pelaku.
Baca Juga : Permintaan Hadi ke Amerika Serikat untuk Tekan Ansarullah