Beirut, Purna Warta – Lebanon telah mengajukan pengaduan baru kepada Dewan Keamanan PBB (DK PBB) terhadap pelanggaran berulang rezim Israel terhadap kedaulatan negara Arab tersebut.
Baca juga: Iran Perintahkan Pelarangan Produsen Lokal Produksi Ponsel Nokia Palsu
Pengaduan tersebut, yang diajukan melalui Misi Tetap Lebanon untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, menunjuk pada pilot Israel yang memecahkan batas kecepatan suara di langit di atas wilayah Lebanon, termasuk ibu kota Beirut.
Pengaduan tersebut disampaikan kepada Dewan Keamanan PBB atas instruksi dari Menteri Luar Negeri sementara Lebanon Abdallah Bou Habib.
“Pelanggaran Israel merupakan pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan dan wilayah udara Lebanon serta Resolusi Dewan Keamanan 1701 (2006).
“Tindakan tersebut juga melanggar sejumlah prinsip hukum humaniter internasional, yang melarang segala bentuk hukuman kolektif dan intimidasi,” bunyi pengaduan tersebut.
Pengaduan tersebut selanjutnya mencatat bahwa Israel meneror semua warga sipil dan menyebarkan kepanikan di antara mereka, yang khususnya memengaruhi segmen masyarakat yang paling rentan, seperti anak-anak.
Keadaan waspada dan siaga terjadi di Lebanon menyusul terbunuhnya komandan militer senior Hizbullah Fuad Shukr dalam serangan udara Israel terhadap sebuah gedung di pinggiran selatan Beirut, Dahieh, pada 30 Juli.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah telah bersumpah akan membalas tindakan teror tersebut.
Hizbullah dan Israel telah saling serang sejak awal Oktober tahun lalu, tak lama setelah rezim tersebut melancarkan perang genosida terhadap Jalur Gaza sebagai tanggapan atas operasi mendadak oleh kelompok perlawanan Hamas Palestina.
Gerakan perlawanan Lebanon telah bersumpah untuk terus melancarkan serangan balasan selama rezim Israel melanjutkan perangnya di Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, di wilayah yang terkepung tersebut.
Baca juga: Iran dan Malaysia Kecam Dukungan Militer Barat Terhadap Israel
Pejabat Hizbullah telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan perang dengan Israel sambil menekankan bahwa mereka siap jika hal itu terjadi.
Dua perang Israel yang dilancarkan terhadap Lebanon pada tahun 2000 dan 2006 menghadapi perlawanan kuat dari Hizbullah, yang mengakibatkan mundurnya rezim di kedua konflik tersebut.