Teheran, Purna Warta – Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Larijani, menekankan bahwa pendekatan Teheran terhadap Barat dipandu oleh perlindungan kepentingan nasional, menyeimbangkan kerja sama dengan independensi dan realisme strategis.
Berpidato pada konferensi “Kita dan Barat; Konferensi tentang Pandangan dan Pemikiran Ayatollah Khamenei”, yang diselenggarakan di Teheran pada hari Senin, Larijani menyatakan bahwa meskipun Barat telah memberlakukan pembatasan terhadap Iran pada beberapa waktu—seperti selama perang yang dipaksakan, terkait isu nuklir, dan isu hak asasi manusia—Revolusi Islam telah mampu menyusun interaksinya dengan negara-negara Barat berdasarkan pendekatan yang independen dan realistis yang mengutamakan kepentingan nasional.
Ia mencatat bahwa terlepas dari berbagai pasang surut, kebijakan Iran tidak pernah bertujuan untuk memutuskan hubungan komersial dengan Barat.
Sebaliknya, kriteria utamanya selalu melindungi kepentingan nasional, tambahnya.
Oleh karena itu, Larijani mengatakan, sembari memperluas hubungan ekonomi dengan negara-negara Islam dan negara-negara tetangga, perdagangan dengan negara-negara Barat juga terus berlanjut, meskipun tingkat kerja sama tersebut bervariasi tergantung pada kondisi politik dan keamanan.
Larijani menekankan bahwa para pejabat Iran tidak pernah memiliki permusuhan yang melekat terhadap Barat.
Namun, perilaku dominan Barat dan intervensi politik dan keamanan telah menyebabkan krisis dalam kerja sama dan menurunkan tingkat hubungan, ujarnya.
Isu nuklir hanyalah dalih, kata Larijani, menegaskan bahwa tujuan sebenarnya AS dan Barat adalah menentang bangsa Iran sendiri.
Ia mengutip tuntutan baru-baru ini untuk membatasi kemampuan rudal dan peran regional Iran sebagai bukti lebih lanjut, seraya mencatat bahwa hal-hal tersebut bukanlah urusan negara-negara Barat.
Ia juga mengecam pendekatan “perdamaian melalui kekuatan” yang diusung presiden AS, dengan mengatakan bahwa pendekatan tersebut merupakan tantangan bagi kemerdekaan bangsa-bangsa, melemahkan aturan internasional, dan menggantikan hukum dengan kekuasaan—sebuah kebijakan historis Barat yang kini telah ditegaskan.
Mengacu pada perang agresi yang dipaksakan oleh rezim Israel dan AS pada bulan Juni, Larijani menekankan bahwa kekuatan bangsa Iran dan keteguhan Angkatan Bersenjatanya memaksa musuh untuk mundur dan mengakhiri konflik dengan cepat.
Ia menggarisbawahi bahwa Angkatan Bersenjata Iran terus membela negara dengan kemampuan penuh.


