Damaskus, Purna Warta – Media-media Suriah melaporkan: Sebuah delegasi dari gerakan Hamas berkunjung ke Damaskus hari Rabu (19/10) untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir untuk bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan pejabat negara lainnya.
Gerakan Hamas tidak mengambil posisi yang bertanggung jawab selama perang teroris global melawan Suriah, meskipun fakta bahwa Damaskus selalu menekankan dukungannya untuk perlawanan bangsa Palestina dan terus menampung sejumlah besar pengungsi Palestina. Tentu saja, kelompok-kelompok Palestina lainnya mendukung Suriah melawan teroris Takfiri dalam 10 tahun terakhir.
Sebelumnya paada hari Selasa (18/10), Juru bicara Hamas mengumumkan bahwa delegasi dari Hamas akan melakukan perjalanan ke Damaskus besok, Rabu 19 Oktober.
Hazem Qassem, juru bicara Hamas, mengumumkan dalam percakapan dengan kantor berita Palestina Shahab bahwa delegasi ini, yang dipimpin oleh Dr. Khalil al-Hiya, akan hadir di Damaskus sebagai bagian dari delegasi kelompok Palestina yang melakukan perjalanan ke Suriah.
Pengumuman ini dilakukan setelah Hamas mengumumkan beberapa hari lalu bahwa pihaknya berupaya untuk mengembangkan hubungan yang kuat dengan Republik Arab Suriah, dan tindakan ini dilakukan dalam rangka melanjutkan kembali hubungannya dengan negara saudara Suriah.
Dan itu dilakukan dalam rangka mengabdi pada umat dan isu-isu keadilannya, di mana isu Palestina menjadi jantung dan pusatnya.
Sementara itu, surat kabar Al-Watan di Suriah juga mengumumkan dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Selasa (18/10): Pemerintah Suriah akan menyambut delegasi dari gerakan Hamas, khususnya dari faksi perlawanannya.
Delegasi ini akan dipimpin oleh Khalil Al-Hiya yang bertanggung jawab atas hubungan Arab gerakan tersebut.
Al-Watan, mengutip sumber informasi di Damaskus yang tidak disebutkan namanya, menambahkan: Hubungan antara Damaskus dan Hamas telah memberikan persetujuan untuk kembalinya gerakan ini sebagai salah satu gerakan perlawanan dan dalam kerangka delegasi di mana semua kelompok Palestina berpartisipasi, dan gerakan ini tidak akan (untuk saat ini) memiliki perwakilan di Suriah.
Perlu disebutkan bahwa gerakan Hamas mengambil posisi ambigu di tengah perang saudara Suriah yang berkecamuk di negara ini sejak 2011, dan kemudian memindahkan kantor politiknya dari Damaskus ke Doha. Tapi setelah sanksi Arab dijatuhkan pada Qatar, Hamas terpaksa pindah dari sana dan setelah berunding dan mediasi dengan Hizbullah, Hamas bekerja di Beirut.
Saat ini, dari sudut pandang Damaskus, Hamas terbagi menjadi dua cabang utama, dan Suriah hanya bersedia berbicara dengan cabang perlawanannya dan bersikeras bahwa Suriah tidak akan berurusan dengan cabang Ikhwaninya.