Riyadh, Purna Warta – Pemerintah Keselamatan Nasional Yaman telah menolak setiap pembicaraan dengan Arab Saudi di Riyadh. Di sisi lain, berbagai kelompok Yaman percaya bahwa tujuan undangan ini adalah untuk menghindari konsekuensi dari peran rezim dalam pembunuhan warga Yaman dan kejahatan mereka di Yaman.
“Arab Saudi ingin memperkenalkan dirinya sebagai duta perdamaian dunia dan menyembunyikan agresi dan kejahatan perangnya. Saudi, di satu sisi, mengatakan mereka mencari perdamaian. Di sisi lain, pengepungan yang tidak adil terhadap Yaman yang terus menerus dan tidak menghentikan pembunuhan anak-anak, wanita dan warga sipil Yaman,” Abdul Majeed al-Hanash, anggota tim perunding warga negara Yaman.
Baca Juga : Kremlin Tolak Kemungkinan Genjatan Senjata Selama Pembicaraan Putin-Zelensky
Mehdi Al-Mashat, ketua Dewan Politik Tertinggi Yaman, mengatakan: “Konsultasi Riyadh seolah-olah untuk perdamaian, tetapi hakikatnya adalah untuk melanjutkan agresi dan pengepungan. Persiapan perdamaian jelas bagi mereka yang ingin membangunnya, dan rakyat Yaman jangan percaya kebohongan dan tipu daya ini.”
Al-Mashat juga menyatakan bahwa Saudi, Emirat dan negara -negara munafik pengkhianat hanya melakukan konspirasi Amerika dan Inggris saja.
Nasruddin Amer, kepala kantor berita Yaman Saba, mengatakan: “KTT Riyadh adalah untuk menyatukan barisan tentara bayaran dan orang-orang munafik untuk menghadapi kita. Arab Saudi, mencoba mengundang semua orang Yaman untuk berdialog, berusaha untuk menunjukkan sisi dan bendera perdamaian sementara di sisi lain merekalah agressor sejati bagi negara kita.”
Baca Juga : Karena Minyak Ketegangan Riyadh-Washington Meningkat
Sembari mengumumkan penolakan panggilan KTT Teluk, pihak Sanaa mengulangi komitmennya yang berkelanjutan untuk perdamaian dan menyambut pembicaraan damai di negara netral dan non-agresor mana pun di Yaman, asalkan prioritas pembicaraan damai adalah demi kemanusiaan.
Kritik terhadap KTT Riyadh tidak terbatas pada pemerintah Sanaa, tetapi juga menyebar di antara partai-partai di Arab Saudi dan koalisinya.