Tehran, Purna Warta – Ayatullah Khamanei menggambarkan Sayyidah Fatimah Zahra, putri Nabi Muhammad (SAW), sebagai salah satu keajaiban penciptaan. Dalam penjelasannya, Ayatullah Khamanei menekankan bahwa Islam mengajarkan laki-laki dan perempuan sebagai pelengkap satu sama lain. Dalam upaya intelektual dan spiritual, baik di bidang ilmiah, budaya, seni, sosial-politik, ekonomi, maupun internasional, tidak ada perbedaan antara mereka.
Ayatullah Khamanei mengawali pidatonya dengan ucapan selamat atas kelahiran Sayyidah Siddiqa Thahirah Fatimah khususnya kepada yang hadir dalam pertemuan.
Sayyidah Fatimah Zahra: Teladan Perempuan Muslim
Ayatullah Khamanei menyebut beberapa aspek luar biasa dari keberadaan Sayyidah Fatimah Zahra, seperti kedekatannya dengan Tuhan hingga kemarahannya dianggap sebagai kemarahan Tuhan dan keridhaannya dianggap sebagai keridhaan Tuhan. Beliau memuji sifat-sifat uniknya, termasuk ketabahan dalam menghadapi kesulitan bersama Nabi Muhammad (SAW), mendampingi Amirul Mukminin dalam jihad, dan kemampuannya yang luar biasa dalam mendidik Imam Hasan, Imam Husain, serta Hazrat Zainab. Menurut beliau, Hazrat Fatimah adalah model terbaik, paling indah, dan paling sempurna bagi seorang perempuan Muslim dalam setiap aspek kehidupan.
Kapitalisme dan Isu Perempuan
Ayatullah Khamanei mengkritik pandangan kapitalis terhadap perempuan, yang menurutnya dipenuhi dengan kebohongan dan tipu daya. Para kapitalis menggunakan media berpengaruh untuk menyamarkan motif kriminal mereka di balik teori-teori humanis. Contohnya adalah menarik perempuan ke pabrik-pabrik untuk memenuhi kebutuhan industri dengan tenaga kerja murah di bawah dalih kebebasan dan independensi perempuan.
Ayatullah Khamanei juga menyoroti bahwa slogan kebebasan budak Amerika pada masa lalu digunakan untuk mengeksploitasi mereka sebagai pekerja industri. Beliau menyatakan bahwa saat ini slogan feminisme dan kebebasan perempuan sering kali memiliki tujuan politis dan tidak manusiawi, yang sebagian masih tersembunyi.
Islam dan Perempuan
Beliau menjelaskan bahwa prinsip penting Islam tentang perempuan adalah konsep pasangan. Berdasarkan Al-Qur’an, laki-laki dan perempuan berasal dari satu jenis dan saling melengkapi. Dari perspektif Islam, keduanya memiliki potensi intelektual dan spiritual yang sama untuk berkontribusi di berbagai bidang. Ayatullah Khamanei juga menegaskan pentingnya peran keibuan, menggambarkan tugas membesarkan anak sebagai kehormatan yang sangat tinggi. Dalam Islam, ibu dihormati dengan ungkapan seperti “surga berada di bawah telapak kaki ibu.”
Kemajuan Perempuan setelah Revolusi Islam
Ayatullah Khamanei menyebut pertumbuhan luar biasa perempuan yang beriman, terdidik, dan aktif di berbagai bidang setelah Revolusi Islam Iran sebagai bukti penerapan prinsip-prinsip Islam. Beliau menekankan bahwa perempuan cendekiawan, profesor, penulis, penyair, dan seniman di era pasca-revolusi telah menunjukkan perkembangan yang jauh melampaui masa sebelum revolusi.
Isu Perlawanan
Dalam bagian akhir pidatonya, Ayatullah Khamanei menyoroti isu-isu regional, termasuk perlawanan terhadap kejahatan rezim Zionis dan pendukungnya. Beliau menegaskan bahwa meskipun para musuh mengira perlawanan telah berakhir, kenyataannya justru sebaliknya. Ayatullah Khamanei menekankan bahwa semangat para pemimpin perlawanan seperti Sayyid Hasan Nasrullah tetap hidup, dan perjuangan mereka akan terus berlanjut.
Dalam pertemuan tersebut, beberapa aktivis perempuan berbicara tentang berbagai isu, termasuk pemberdayaan perempuan, keluarga, dan pendidikan anak. Selain itu, Aedah Sorour, ibu dari dua martir Lebanon, menyampaikan pandangannya tentang kemenangan dan kesinambungan perlawanan.