HomeTimur TengahKrisis Ekonomi Suriah setelah Sanksi Amerika yang Kejam

Krisis Ekonomi Suriah setelah Sanksi Amerika yang Kejam

Damaskus, Purna Warta – Wujud krisis ekonomi di Suriah pasca sanksi AS dan pasca perang lebih dari sepuluh tahun di negara ini terpampang di Al-Suwayda Square.

Para pengamat isu-isu Suriah percaya bahwa yang terjadi di negara ini adalah krisis ekonomi dalam arti sebenarnya.

Di sisi lain, protes untuk mengekspresikan tuntutan sosial dengan cepat berubah menjadi kerusuhan yang dipimpin oleh kelompok di bawah komando agen-agen asing.

Kelompok ini di al-Suwayda mencoba mengubah protes damai menjadi kerusuhan dengan memblokir jalan, membakar ban, menyerang institusi pemerintah, menembaki orang, dan meledakkan bom.

Beberapa jam setelah peristiwa ini, ketenangan kembali ke daerah-daerah di al-Suwayda di Suriah selatan.

Kementerian Dalam Negeri Suriah mengeluarkan pernyataan dan mengumumkan: Sekelompok pelanggar hukum menyerang gedung gubernur dengan senjata, merusak peralatan kantor dan mencuri dokumen resmi, serta membakar gedung dan mobil yang ada di sekitarnya, dan juga menyerang gedung markas besar kepolisian, yang menyebabkan kematian seorang polisi.

Beberapa aktivis al-Suwayda menegaskan bahwa apa yang terjadi bukanlah kebetulan, para perusuh telah mempublikasikan ajakan demonstrasi di alun-alun Mashneqah di pusat al-Suwayda di Facebook seminggu yang lalu.

Setelah itu, para pengunjuk rasa memblokir jalan tengah, jalan utama kota dengan ban yang dibakar, lalu bergerak menuju Alun-alun El-Sir dan gedung gubernur. Kemudian beberapa perusuh memasuki gedung kegubernuran al-Suwayda dan membakar kantor serta menghancurkan surat-surat administrasi dan berkas warga serta berencana memasuki kantor imigrasi dan paspor, akan tetapi terjadi konflik.

Para aktivis ini menambahkan: Slogan-slogan yang dilontarkan dalam aksi unjuk rasa menimbulkan kontroversi di jejaring sosial, terutama di kalangan masyarakat kota, para pengguna media sosial mengatakan bahwa slogan-slogan tersebut tidak sesuai dengan tujuan utama unjuk rasa, yaitu masalah ekonomi dan kekurangan bahan bakar.

Para aktivis ini mengumumkan Pemuka agama, tokoh terkemuka, dan aktivis media sosial Facebook mengutuk perilaku ini dan menuntut kembalinya ketenangan di provinsi tersebut.

Osama Dannoura, seorang Ahli dan Analis Politik Internasional mengatakan kepada kantor berita Al-Alam: Peristiwa yang baru-baru ini terjadi di kota Al Suwayda menunjukkan bahwa kelompok ini memiliki hubungan dengan pihak luar dan mencoba menyeret provinsi tersebut ke dalam siklus kekerasan dan kehancuran selama beberapa tahun. Dan mereka masih berusaha memanfaatkan setiap kesempatan untuk menyebarkan kekacauan dan menyulut sumbu kekacauan.

 

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here