Wina, Purna Warta – Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Joseph Borrell, Ketika sekembalinya dari Qatar mengklaim bahwa pembicaraan Wina sangat dekat untuk mencapai kesepakatan, lalu mengklaim bahwa tidak ada jaminan bahwa kesepakatan akan tercapai.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Joseph Borrell mengklaim kemarin (Senin, 28/3) bahwa “pembicaraan antara kekuatan dunia dan Iran tentang menghidupkan kembali pada kesepakatan nuklir 2015 menemui jalan buntu setelah mengatasi segala hambatan Rusia, dan kali ini terhalang karena hambatan Teheran.”
Baca Juga : Iran Sambut Baik Inisiatif Perdamaian Dari Presiden Dewan Tertinggi Yaman
“JCPOA belum berakhir, sementara itu kita begitu dekat dengan kesepakatan, sayang sekali kita tidak mencapai semacam kesepakatan. Tapi saya tidak bisa menjamin bahwa kami akan mencapai kesepakatan,” kata Borrell kepada Parlemen Eropa setelah kembali dari perjalanannya ke Teluk Persia.
Penilaian negatif Borrell tentang hasil pembicaraan Wina pada hari Senin muncul setelah dia membuat pernyataan di sela-sela KTT Doha yang mengatakan bahwa kesepakatan dapat dicapai dalam beberapa hari lagi.
Menurut Times of Israel seperti yang dikutip Agence France-Presse (AFP), Borrell dalam klaimnya yang ditujukan kepada para anggota Parlemen Eropa di Brussel, dengan tanpa mengacu pada kelalaian pihak-pihak Eropa terhadap kesepakatan JCPOA dan tidak adanya keputusan pasti dari Washington, ia melemparkan bola ke Rusia sembari mengatakan: “dua minggu lalu, kami hampir di ambang kesepakatan. Setelah Rusia datang, Rusia menolak untuk menyetujui kesepakatan itu, dan akhirnya terhenti karena Moskow berusaha untuk meningkatkan tekanan pada Barat dalam perangnya di Ukraina.”
Baca Juga : Hari 34: Ukraina dan Rusia Akan Adakan Pembicaraan Damai Tatap Muka di Turki
Dia mengklaim: “Rusia secara khusus ingin mencegah pencabutan sanksi terhadap minyak Iran, karena jika Iran mulai memproduksi minyak, akan ada lebih banyak pasokan (minyak) di pasar dan ini bukan kepentingan Rusia.”
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa kemudian mencoba menyalahkan Iran atas status kesepakatan JCPOA dan pembicaraan Wina saat ini, serta seruan Iran supaya menghapus IRGC dari daftar teroris AS. Borrel dengan mudahnya mengatakan demikian tanpa menyinggung faktor kelambanan dan kegagalan Barat untuk memenuhi janjinya pada kewajibannya berdasarkan kesepakatan nuklir,
Setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Amerika Serikat harus memberikan jaminan tertulis bahwa sanksi terhadap Rusia tidak boleh mempengaruhi hubungan perdagangan dan ekonomi, pejabat AS mengambil sikap seolah-olah semua masalah yang berkaitan dengan Perjanjian Wina telah diselesaikan, dan sisanya melempar kesalahan kepada Rusia.
Baca Juga : Qatar: Dialog Iran dan Dewan Kerjasama Sangat Penting
Namun, pejabat Rusia mengatakan beberapa hari kemudian bahwa masalah jaminan tertulis telah diselesaikan. Para pejabat AS selanjutnya menuding kembali kepada Iran kali. Sedangkan Iran di sisi lain telah berulang kali menekankan keseriusan dan tekadnya untuk menyelesaikan kesepakatan di Wina dan menekankan bahwa kesepakatan dapat dicapai jika pihak Amerika mengambil jalan yang realistis.
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, dalam pertemuan dengan Enrique Mora, Wakil Menteri Luar Negeri Uni Eropa dan Koordinator Pembicaraan Wina di Teheran, dengan mengacu pada masalah tersebut mengatakan: “Tidak adanya keputusan politik AS untuk mencabut sanksi adalah hambatan terhadap hasil pembicaraan ini. Optimalisasi ekonomi secara penuh dan efektif serta mencabut sanksi adalah prioritas utama Iran.”
Setelah melakukan perjalanan ke Teheran, Mora tiba di Washington hari ini (Selasa, 29/3) untuk mengadakan pembicaraan dengan para pejabat AS mengenai pembicaraan di Wina. Sebelumnya, sebuah sumber informasi menyatakan bahwa “karena kurangnya keputusan politik yang diperlukan oleh Washington, kami masih belum mencapai kesepakatan dan upaya untuk menyelesaikan beberapa masalah ini tetap ada.”
Baca Juga : Iran Kutuk Pertemuan Makar Zionis