HomeTimur TengahKonflik antara Jabhat Al-Nusra dan Teroris yang Didukung Turki di Suriah

Konflik antara Jabhat Al-Nusra dan Teroris yang Didukung Turki di Suriah

Damaskus, Purna Warta – Teroris Jabhat al-Nusra dan elemen-elemen bersenjata yang bersekutu dengan Turki di barat laut Suriah telah saling menyerang dan membunuh lagi.

Konflik antara teroris Haiah Tahrir Al-Sham (dulu adalah Jabhat al-Nusra) dan kelompok Al-Failaq Al-Tsalits (bersekutu dengan Turki) telah meningkat di provinsi Aleppo, dan teroris Jabhat al-Nusra kini menguasai sebagian besar kota Afrin.

Menurut situs web Enab Baladi, bentrokan ini dimulai lima hari yang lalu ketika dua orang dari pasukan firqah al-Hamzah (bersekutu dengan Jabhat al-Nusra) membunuh seseorang bernama Mohammed Abdul Latif, salah satu anggota senior Al- Failaq Al-Tsalits. Hal itu menyebabkan pengumuman untuk siap siaga bagi kelompok ini.

Bentrokan-bentrokan ini semakin intensif ketika elemen-elemen Al-Failaq Al-Tsalits meninggalkan kota Afrin menuju kota Azaz dan berkemah di sekitar Azaz untuk menyerang Afrin lagi dan mendapatkan kembali kendali kota dengan setidaknya mencegah kemajuan lebih lanjut elemen-elemen Jabhat al-Nusra.

Pada saat yang sama, api konflik telah menyebar ke sebagian besar wilayah utara dan timur Aleppo, di mana oposisi berada di bawah kendali Turki. Sebagian besar konflik dilaporkan di sekitar kota Al-bab.

Para pengguna media sosial juga telah mempublikasikan gambar-gambar dan video bentrokan sengit di sekitar kota al-Bab, yang menunjukkan bahwa pihak-pihak tersebut telah saling membunuh dengan senjata berat.

Pada hari Selasa, teroris Tahrir al-Sham (dulunya adalah Jabhat al-Nusra) mampu menguasai kota Jandiras di distrik Afrin di utara Aleppo setelah bentrokan hebat dengan Al-Failaq Al-Tsalits dan Al-Tahrir wa Al-Bina.

Di sisi lain, kelompok Al-Amshat (bersekutu dengan Jabhat al-Nusra) berhasil menguasai desa Al-Muabtali dua kilometer sebelah barat kota Afrin.

Teroris Jabhat al-Nusra juga telah menguasai kota Kafarshil dua kilometer dari pusat Afrin, dan sementara itu banyak dari kelompok kecil mereka telah menarik diri dari konflik.

Sementara itu, sumber informasi mengatakan kepada jaringan Al-Mayadeen bahwa negosiasi antara kelompok Haiah Tahrir al-Sham dan Tsairon atas nama kelompok Al-Jaish al-Watani al-Suri (berafiliasi dengan Turki) telah dimulai.

Dan Mohammed Al-Jolani, kepala Tahrir al-Sham, telah mengumumkan syarat-syarat untuk menghentikan konflik dan menarik diri dari daerah yang dia kuasai dalam beberapa hari terakhir.

Di antara syarat Al-Jolani adalah bahwa kelompok Al-Hamza (berafiliasi dengan Tahrir al-Sham) dapat memperoleh kembali posisinya di kota Al-Bab dan Al-Failaq Al-Tsalits mundur dari posisi ini. Serta beberapa orang yang sedang diselidiki di antara kelompok Jaish al-Islam harus diserahkan kepada Tahrir al-Sham.

Al-Jolani juga telah menetapkan bahwa penyeberangan Al-Trandeh antara Afrin dan Aleppo ditutup dan Tahrir al-Sham akan berbagi pendapatan dari penyeberangan Hammam dengan Turki, dan di masa depan, kepentingan ekonomi dan keamanan Tahrir al-Sham di utara Aleppo tidak boleh diserang dengan cara apa pun.

Al-Mayadeen lebih lanjut menulis bahwa Tahrir al-Sham mengirim pasukan dan peralatan dari wilayah Jabal al-Zawiyah di selatan provinsi Idlib ke provinsi Aleppo.

Teroris Jabhat al-Nusra dan kelompok-kelompok di bawah kendali tentara Turki saling menyerang dan membunuh dalam situasi di mana pemerintah Turki telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk berbicara dengan pemerintah Suriah pada tingkat tinggi dalam beberapa bulan terakhir.

Para ahli mengatakan bahwa pemerintah Turki berencana untuk keluar dari kesulitan sepuluh tahun di Suriah sesegera mungkin dan mengembalikan pengungsi Suriah ke negara mereka sehingga dapat mengisi kotak suaranya dalam pemilihan presiden tahun depan.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here