Komite PBB Prihatin Atas Penyiksaan UEA Terhadap Yaman

Komite PBB Prihatin Atas Penyiksaan UEA Terhadap Yaman

Sana’a, Purna Warta Komite PBB membuat pernyataan dan mengungkapkan keprihatinannya atas penderitaan Yaman, karena perang di sesi penutup pada hari Jumat (29/7), dan juga menyoroti keterlibatan UEA dalam penyerangan yang dipimpin Saudi di Yaman.

Ini juga memberikan tanggung jawab khusus kepada penyelidik dan jaksa yang bekerja mengidentifikasi kejahatan penyiksaan dan pelecehan, dan menyerukan jalur yang layak bagi para korban untuk mencari keadilan, ganti rugi dan rehabilitasi.

Baca Juga : Ehud Barak Ancaman Kosong Barat

Selain UEA, komite PBB juga merilis temuan di Botswana, Nikaragua dan Palestina, yang secara resmi dikenal sebagai Observasi Penutup, saat mengakhiri sesi penutup pada hari Jumat.

PBB akan mengadakan sesi berikutnya dari 31 Oktober hingga 25 November untuk meninjau Australia, Chad, El Salvador, Malawi, Somalia dan Uganda.

Perkembangan terbaru datang ketika para pembela hak asasi manusia telah mendokumentasikan banyak pelanggaran oleh pasukan keamanan yang didukung UEA di Yaman selatan, termasuk penghilangan paksa, penahanan sewenang-wenang dan kondisi tawanan yang tidak manusiawi selama pandemi COVID-19.

Dalam laporan September 2020, Kelompok Pakar Unggulan PBB untuk Yaman menemukan bahwa UEA melanjutkan operasi serangan udara dan dukungannya untuk pasukan lokal Yaman anti Sana’a di darat di Yaman selatan, meskipun tampaknya pihaknya telah menarik sebagian besar pasukan daratnya pada pertengahan tahun 2019.

Juga pada bulan Juni, pemerkosaan terhadap enam gadis kecil di provinsi pesisir barat Yaman, Hudaydah, memicu kemarahan di negara itu setelah diketahui bahwa teroris Takfiri, yang didukung oleh UEA, telah melakukan kejahatan yang menghebohkan itu.

Baca Juga : Penyiksaan terhadap Para Tahanan di Penjara UEA di Yaman

Organisasi Entesaf untuk Perlindungan Hak-Hak Perempuan dan anak-anak dengan keras mengutuk perkosaan dalam istilah yang paling keras, dengan menyatakan bahwa semua bentuk kekerasan seksual ditolak oleh hukum humaniter internasional dan bahwa semua negara berkewajiban untuk mengadili para pelakunya.

Organisasi tersebut juga mengecam kebisuan internasional yang terus berlanjut atas kejahatan tersebut, dan menyalahkan kelambanan PBB beserta semua badan-badannya atas perbuatan keji ini, karena dampak negatifnya terhadap masyarakat Yaman.

Arab Saudi melancarkan perang yang menghancurkan di Yaman pada Maret 2015 bekerja sama dengan sekutu Arabnya. Dengan dukungan senjata dan logistik dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya Saudi dan UEA melancarkan serangan yang membuat sengsara rakyat Yaman.

Tujuannya adalah untuk memasang kembali rezim Abd Rabbuh Mansur Hadi yang bersahabat dengan Riyadh dan menghancurkan gerakan perlawanan Ansarullah, yang telah menjalankan urusan negara Yaman selama ini.

Sementara koalisi yang dipimpin Saudi telah gagal memenuhi tujuannya, perang telah menewaskan ratusan ribu orang Yaman dan melahirkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Baca Juga : Pendukung Sadr Bersumpah Untuk Tetap Berada Di Dalam Parlemen

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *