Teheran, Purna Warta – Seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengumumkan bahwa fase ketiga operasi “True Promise” akan dilaksanakan pada waktu yang ditentukan, setelah fase pertama dan kedua berhasil dilaksanakan.
Baca juga: Pezeshkian: Iran Terbuka untuk Perundingan tetapi Tidak Akan Tunduk pada Tekanan
Wakil koordinator IRGC, Brigadir Jenderal Ali Fazli, menegaskan kembali komitmen terhadap operasi tersebut, dengan menekankan signifikansi strategisnya. “Fase pertama dan kedua ‘True Promise’ telah terpenuhi, dan fase ketiga akan berjalan sesuai rencana,” ungkapnya.
Ia merujuk pada pernyataan terkenal Ayatollah Ruhollah Khomeini tentang pembebasan Khorramshahr, yang menggarisbawahi bahwa perebutan kembali wilayah tersebut bukan sekadar pencapaian militer, tetapi juga kemenangan bagi nilai-nilai Islam. “Pembebasan Khorramshahr bukan sekadar tentang merebut kembali tanah; tetapi tentang mempertahankan prinsip-prinsip Islam,” kata Fazli.
Menunjuk pada konteks regional yang lebih luas, Fazli menyoroti peran berkelanjutan dari front perlawanan, yang membentang dari Yaman hingga Gaza, dalam menegakkan nilai-nilai ini. “Kegigihan para pejuang ini merupakan bukti ideologi yang sama yang membimbing kita selama Pertahanan Suci,” katanya.
“Sama seperti fase pertama dan kedua yang telah berhasil diselesaikan, fase ketiga akan dilaksanakan pada waktu yang ditentukan,” tegasnya lagi. Iran telah memperingatkan bahwa operasi militernya terhadap Israel hanyalah tindakan awal, dengan komandan senior menyarankan tindakan yang lebih signifikan dapat menyusul.
Komandan IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami menyatakan pada hari Rabu bahwa operasi True Promise I dan II dimaksudkan sebagai peringatan, yang menekankan meningkatnya kemampuan militer Iran.
Baca juga: Menteri Intelijen Iran: Agen Asing Selalu Berusaha Ciptakan Kekacauan di Iran Tenggara
Pada bulan Desember 2024, Wakil Komandan IRGC Laksamana Muda Ali Fadavi bersumpah bahwa operasi ketiga akan diluncurkan sebagai tanggapan atas serangan udara Israel pada tanggal 26 Oktober, yang menewaskan empat prajurit Iran.
Iran sebelumnya telah menembakkan 200 rudal balistik ke lokasi militer dan intelijen Israel pada tanggal 1 Oktober, menyusul pembunuhan sejumlah tokoh senior Iran dan sekutu.
Pada dini hari tanggal 26 Oktober, rezim Zionis menyerang sejumlah lokasi militer di Iran, yang mengakibatkan tewasnya empat prajurit dan seorang warga sipil.