Komandan IRGC: Israel dalam Perang Atrisi yang Menyebabkan Keruntuhan yang Tak Terelakkan

Komandan IRGC: Israel dalam Perang Atrisi yang Menyebabkan Keruntuhan yang Tak Terelakkan

Tehran, Purna Warta Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Mayor Jenderal Hossein Salami mengatakan bahwa rezim Israel sedang bergerak menuju “keruntuhan yang tak terhindarkan” dalam “perang gesekan” dengan gerakan perlawanan Palestina.

Baca Juga : Laporan CNN: Senjata yang Diduga Ditemukan di RS al-Shifa di Gaza Direkayasa Tentara Israel

Mayor Jenderal Hossein Salami menyampaikan pernyataan tersebut saat berpidato di depan rapat umum di ibu kota Iran, Teheran, pada hari Sabtu (18/11).

Protes nasional tersebut diadakan untuk menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung yang terus menerus diserang Israel sejak 7 Oktober. “Palestina berada di jalur perang gesekan…Israel akan menghadapi kekalahan telak,” ujarnya. “Operasi Badai Al-Aqsa menunjukkan bahwa bantuan AS tidak dapat menyelamatkan Israel dari bahaya keruntuhan.”

Ini adalah “penghinaan terbesar” bagi AS dan Israel yang yakin mereka bisa menang dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza dengan membunuh anak-anak dan bayi, kata Salami. Bahkan tentara Israel tidak dapat mencegah operasi besar-besaran terhadap rezim Tel Aviv, tambahnya.

Ketua IRGC menekankan bahwa operasi militer yang sedang berlangsung juga mengungkapkan bahwa pejuang perlawanan Palestina dapat mengalahkan rezim Israel hanya dalam waktu 48 jam. Dia mengatakan pemboman terhadap orang-orang di Gaza dan upaya AS untuk mencegah pembentukan gencatan senjata di Jalur Gaza yang terkepung serta dukungan politik dan logistik kepada Israel menunjukkan keruntuhan moral di Amerika Serikat.

Baca Juga : Menhan Rusia: Militer Rusia Jatuhkan Drone Ukraina di Luar Moskow

Salami mengatakan kebencian terhadap AS telah menyebar ke seluruh dunia dan negara ini semakin terisolasi dibandingkan sebelumnya. Dia mengatakan negara-negara Muslim dan non-Muslim akan memberikan pukulan berat terhadap perekonomian AS dengan memboikot produk-produknya.

Ketua IRGC menyatakan keyakinannya bahwa negara-negara Muslim akan membalas kekejaman rezim Israel, dengan mengatakan, “balas dendam umat Islam terhadap penindas tidak ada batas waktunya.”

Komandan tertinggi Iran memuji kapasitas besar gerakan perlawanan Palestina, khususnya Jihad Islam dan Hamas, dengan mengatakan, “Hamas dan Jihad Islam tidak dapat dihancurkan. Baik Palestina maupun para pejuang mudanya tidak dapat dihancurkan.”

Dia menyatakan keyakinannya bahwa “kekalahan pasti” Israel akan menjebaknya dalam rawa, dan menambahkan bahwa tidak ada indikasi kemenangan AS dan Israel dalam pertempuran yang sedang berlangsung melawan pejuang perlawanan di Gaza sementara “semuanya siap untuk pembebasan Palestina.”

Baca Juga : Demonstrasi Pro-Palestina terus Berlanjut di Inggris dan Perancis

Pada hari Sabtu, puluhan ribu warga Iran dari semua lapisan masyarakat turun ke jalan di banyak kota untuk menyatakan dukungan mereka terhadap rakyat Palestina dan mengutuk kampanye pemboman Israel terhadap Jalur Gaza yang terkepung.

Kerumunan besar orang turun ke jalan di berbagai provinsi di Iran pada hari Sabtu untuk mengungkapkan kemarahan mereka atas pertumpahan darah Israel yang sedang berlangsung di Gaza yang telah menjadi sasaran serangan Israel tanpa henti selama berminggu-minggu.

Mereka mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan slogan-slogan yang menentang Israel dan pendukung Baratnya, khususnya Amerika Serikat, dan membakar bendera Israel dan Amerika.

Para pengunjuk rasa juga mengutuk pembantaian warga sipil yang dilakukan Israel dan menyerukan agar rezim Zionis diadili atas kejahatannya. Demonstrasi Iran telah mengadakan beberapa demonstrasi sejak Israel melancarkan perangnya di wilayah miskin Palestina hampir satu setengah bulan yang lalu.

Baca Juga : Menlu Iran: Tragedi Besar Hari Anak Sedunia Tanpa Upaya Lindungi anak-anak Palestina

Pada awal Oktober, Hamas melancarkan operasi militer mendadak melalui darat, laut, dan udara melawan Israel. Kelompok tersebut mengumumkan bahwa hal ini dilakukan sebagai respons terhadap penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina. Serangan tersebut sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1.200 orang dan melukai lebih dari 5.500 orang, menurut pejabat Israel. Hamas juga mengumumkan pihaknya menyandera antara sedikitnya 200 dan 250 orang.

Menyusul serangan multi-front oleh Hamas, Israel melakukan pemboman besar-besaran di Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 12.500 warga Palestina, termasuk sedikitnya 5.000 anak-anak dan lebih dari 3.500 wanita, dan melukai lebih dari 30.000 lainnya, dan meratakan seluruh lingkungan. Pemboman tersebut, serta perintah pengungsian paksa yang dilakukan oleh Angkatan Darat Israel, juga telah memaksa 1,6 juta orang meninggalkan rumah mereka.

Tel Aviv juga memberlakukan “pengepungan total” terhadap Gaza, memutus pasokan makanan, listrik, bahan bakar dan air. Tindakan ini telah menjerumuskan wilayah yang diblokade tersebut ke dalam krisis kemanusiaan.

Baca Juga : Ben Gvir: Knesset akan Bahas Hukuman Mati bagi Tahanan Palestina

Kementerian Kesehatan Gaza telah mengonfirmasi bahwa sistem layanan kesehatan di wilayah yang terkepung telah “runtuh total akibat perang Israel”. Lusinan rumah sakit dan puluhan pusat kesehatan tidak dapat beroperasi karena serangan Israel, menurut kementerian kesehatan di daerah kantong tersebut. Badan-badan PBB juga telah memperingatkan bahwa situasi kemanusiaan di Jalur Gaza adalah “bencana besar”, dan menyerukan lebih banyak bantuan internasional ketika kondisi memburuk di daerah kantong padat penduduk yang terkepung tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *