Khatib Jumat Tehran: Badai al-Aqsa Menandai Titik Balik Sejarah Perlawanan Palestina

Khatib Jumat Tehran: Badai al-Aqsa Menandai Titik Balik Sejarah Perlawanan Palestina

Tehran, Purna Warta Badai al-Aqsa adalah operasi gabungan besar dan menandai titik balik sejarah di zaman sekarang, dan sejarah kawasan dan dunia harus dibagi menjadi sebelum dan sesudah 7 Oktober 2023.

Hal tersebut disampaikan Khatib Salat Jumat Kota Tehran Hujjatul Islam Mohammad Javad Haj Ali Akbari pada khutbahnya Jumat (27/10) di Teheran, Ibukota Republik Islam Iran.

Baca Juga : Utusan Tiongkok Bertemu dengan Sekjen Liga Arab di Mesir; Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Dalam khutbahnya juga, Haj Ali Akbari menyinggung pencapaian-pencapaian operasi Badai al-Aqsa yang dilancarkan oleh para pejuang Palestina di Jalur Gaza.

“Hari operasi Badai al-Aqsa harus dianggap sebagai ‘Yaumul Barakah’ bagi rakyat Palestina dan ‘Yaum an-Nakbah bagi rezim Zionis,” kata Haj Ali Akbari dalam khutbah Jumat kedua di Tehran, Jumat, (27/10), dikutip IRIB.

Dia menambahkan bahwa topik terpenting saat ini adalah masalah Palestina. ”Penyebab dan Alasan dilakukannya Operasi Badai al-Aqsa adalah reaksi atas 75 tahun pendudukan (Palestian) dan 16 tahun blokade (terhadap Jalur Gaza), dan dalam rangka melawan lobi-lobi dunia Zionisme, Amerika dan Eropa, yang landasan dan identitasnya didasarkan pada pembunuhan, penghinaan, dan penghancuran kehidupan manusia,” kata Haj Ali Akbari.

Khatib Jumat Kota Theran juga menyinggung bahwa wajah sebenarnya dari demokrasi liberal Barat telah terungkap dalam insiden baru-baru ini.

“Seluruh dunia melihat bahwa Amerika dan Eropa pergi ke wilayah pendudukan dengan panik, namun rezim Zionis, yang sedang ‘sakit kanker dan sekarat, dan tulang belakangnya rusak akibat operasi (Badai al-Aqsa)’ baru-baru ini, tidak dapat berdiri lagi,” pungkasnya.

Menanggapi beragam kejahatan rezim Zionis, pasukan perlawanan Palestina melancarkan operasi Badai al-Aqsa dan menyerang posisi rezim Zionis di wilayah pendudukan pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023.

Baca Juga : Presiden Brasil: Yang Terjadi di Gaza Bukan Perang, Melainkan Genosida

Sejak awal operasi, militer Israel yang tidak mampu menghadapi pejuang perlawanan terus menerus membombardir pemukiman, rumah sakit, pusat keagamaan, pasar dan sekolah di Gaza.

Menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 7.800 orang menjadi gugur syahid dan sekitar 20.000 lainnya terluka selama 21 hari serangan udara rezim Zionis di Gaza.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *