Teheran, Purna Warta – Dalam pertemuan dengan penyelenggara Kongres Syuhada Provinsi Fars, Pemimpin Revolusi Islam, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, menyoroti peran unik Provinsi Shiraz dan Fars dalam tradisi keagamaan, seni, dan kepahlawanan negara tersebut.
Baca juga: Khamenei: AS dan Israel Pasti akan Menerima Respons yang Sangat Keras
Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, berbicara tentang tokoh-tokoh terkemuka seperti Ahmad ibn Musa dan para syuhada serta orang suci terhormat lainnya dari wilayah tersebut, dan mengakui mereka sebagai simbol abadi pengabdian spiritual. Ia merujuk pada penyair Persia ikonik Hafez, yang menghafal Al-Quran dalam empat belas variasi dan memasukkan mistisisme Al-Quran ke dalam puisinya, yang melambangkan jalinan antara agama dan seni.
Pemimpin juga menyoroti sejarah perlawanan Provinsi Fars, dengan menyebutkan tokoh-tokoh seperti Imam-Qoli Khan, yang memimpin perlawanan terhadap penjajah Portugis di Hormuz, dan menjadikan dirinya sebagai tokoh pelopor melawan kolonialisme Eropa. Ia mencatat bahwa Mirza Shirazi yang terkenal, yang mengeluarkan fatwa Protes Tembakau yang terkenal, mempelopori salah satu kampanye pertama Iran yang berhasil melawan dominasi ekonomi asing, mendahului tindakan perlawanan serupa seperti upaya Gandhi di India selama 30 tahun.
Tokoh-tokoh berpengaruh lainnya, seperti Mirza Mohammad Taqi Shirazi dan Sayyed Abdol-Hossein Lari, juga dipuji atas kepemimpinan mereka dalam memobilisasi rakyat untuk melawan kekuatan asing. Selain itu, Ayatollah Khamenei memberikan penghormatan kepada Ayatollah Dastgheib, seorang ulama dan pemimpin revolusioner yang disegani dari Shiraz, yang aktivismenya terhadap rezim Pahlavi mengubah Shiraz menjadi pusat perlawanan, dengan pesan-pesannya yang bergema di seluruh negeri.
Pemimpin Revolusi Islam menggarisbawahi bahwa Kongres Para Syuhada harus menjadi kesempatan untuk mengomunikasikan warisan yang kaya dari Provinsi Shiraz dan Fars itu kepada seluruh bangsa Iran, khususnya kepada kaum muda. Ia menekankan pentingnya memastikan bahwa warisan para syuhada dan pemimpin ini terus menginspirasi dedikasi terhadap iman dan pengabdian kepada negara. Untuk mencapai hal ini, ia menyarankan para penyelenggara Kongres untuk mengevaluasi dampak mereka dan melakukan perbaikan yang diperlukan untuk menarik lebih banyak kaum muda agar memahami dan meniru warisan ini.
Pemimpin Tertinggi juga menyinggung isu-isu regional, khususnya gerakan perlawanan di Lebanon dan Palestina. Ia memuji pengorbanan yang dilakukan oleh para syuhada dan pemimpin perlawanan Islam, dengan menegaskan bahwa upaya mereka telah menyebabkan melemahnya Zionisme dan terungkapnya kemunafikan Barat mengenai hak asasi manusia. Ia mengecam kebungkaman Barat atas pembunuhan ribuan anak Palestina dan mengkritik para pemimpin Barat atas dukungan berkelanjutan mereka terhadap rezim Israel.
Baca juga: Sekilas Satelit Swasta Iran Kowsar, Hodhod Menjelang Peluncuran Soyuz
Selain itu, Ayatollah Khamenei menggambarkan sikap Barat sebagai kontradiktif dan menegaskan kembali dukungannya terhadap gerakan perlawanan regional, yang ia gambarkan sebagai kekuatan penangkal yang kuat terhadap penindasan di wilayah tersebut. Ia menyatakan harapan bahwa gerakan tersebut akan segera mencapai kemenangan akhir bagi rakyat di wilayah tersebut.