Teheran, Purna Warta – Pemimpin Revolusi Islam Iran menyatakan: Bangsa Iran tidak memiliki masalah dengan bangsa lain, tetapi saat ini mereka menghadapi barisan besar para pencari kekuasaan kafir atau munafik.
Baca juga: Iran Desak Kepala IAEA Penuhi Tugas Sendiri dan Hindari Prediksi Liar
Pada Minggu malam, hari pertama bulan suci Ramadhan, Pemimpin Revolusi Islam, Imam Khamenei, berbicara di sebuah pertemuan para ulama Al-Quran dan qari internasional ternama dalam sesi refleksi Al-Quran, menekankan kebutuhan pribadi, sosial, dan nasional akan ajaran penyembuhan Al-Quran.
Pemimpin Besar Iran menyatakan: Masyarakat yang berdasarkan Al-Quran harus bertindak sedemikian rupa sehingga mata air spiritual kitab suci Allah mengalir ke dalam hati, pikiran, dan akibatnya perilaku dan tindakan semua orang.
Menurut Pars Today, Pemimpin Besar Revolusi Islam, saat mengucapkan selamat bulan Ramadhan yang penuh berkah sebagai hari raya besar dan sejati bagi orang-orang beriman, menambahkan: Kebutuhan masyarakat akan sumber daya Al-Quran yang tak terbatas untuk memecahkan berbagai masalah adalah kebutuhan yang serius dan nyata.
Pemimpin Besar Iran ini menjelaskan kebutuhan individu akan kitab suci dengan mengatakan: Obat untuk semua penyakit spiritual dan etika individu, seperti kecemburuan, keserakahan, kecurigaan, kemalasan, keegoisan, penyembahan hawa nafsu, dan mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan kolektif, terletak di dalam Al-Quran.
Pemimpin Besar Revolusi Islam juga menyoroti hubungan internal dalam masyarakat, dengan menyatakan: Untuk mengatasi masalah sosial, seperti keadilan sosial yang merupakan masalah terpenting dalam Islam setelah tauhid, kita perlu beralih ke Al-Quran.
Baca juga: Ilmuwan Kembangkan Teknologi ‘e-Taste’ untuk Hadirkan Rasa pada Realitas Virtual
Ayatollah Khamenei menggambarkan Al-Quran sebagai panduan yang jelas dan tepat dalam ranah hubungan dengan negara lain dan menambahkan: Bangsa Iran tidak memiliki masalah dengan bangsa lain, tetapi saat ini mereka menghadapi berbagai macam orang kafir atau munafik yang haus kekuasaan, dan Al-Quran Suci telah menguraikan cara menghadapi mereka pada berbagai tahap; kapan kita harus berbicara kepada mereka, pada tahap apa kita harus bekerja sama, kapan kita harus menyerang mereka, dan kapan kita harus menghunus pedang.
Ia menganggap pemahaman makna sangat penting bagi efektivitas pembacaan dan menambahkan: Keajaiban pembacaan adalah mengalirnya konsep-konsep Al-Quran ke dalam hati dan mengamalkannya.