Dubai, Purna Warta – Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit memperingatkan bahwa setiap perebutan Israel atas Jalur Gaza atau Tepi Barat di Palestina yang diduduki dapat memicu “konfrontasi selama seribu tahun ke depan.”
Saat berpidato di KTT Pemerintah Dunia di Dubai pada hari Selasa (13/2), Ketua Liga Arab itu menekankan dampak buruk dari pengusiran warga Palestina dari wilayah mereka, dan memperingatkan akan terjadinya konflik yang berkepanjangan.
Baca Juga : Hizbullah Bersumpah Memperluas Front Anti-Israel di Tengah Eskalasi Ancaman
Pejabat senior Arab itu menegaskan kembali kekhawatirannya mengenai usulan serangan darat Israel di Rafah, dan menekankan potensi “konsekuensi yang berbahaya.”
Aboul Gheit mendesak Israel untuk mengevakuasi pemukiman dari tanah Palestina, dan menekankan perlunya pembongkaran “pemukiman ilegal yang dibangun di atas tanah Palestina.”
Dia mengutuk kekejaman Israel di Gaza dan perambahannya di tanah Palestina, dan menyebutnya sebagai ancaman terhadap perjanjian perdamaian regional.
Lebih lanjut, Aboul Gheit menekankan pentingnya intervensi AS dan negara-negara Barat untuk menghentikan serangan Israel dan memfasilitasi gencatan senjata segera di Gaza.
“Niat pendudukan untuk menggusur ratusan ribu warga Palestina… menimbulkan ancaman serius terhadap stabilitas regional,” tegasnya.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, baru-baru ini menginstruksikan militer untuk bersiap mengevakuasi warga sipil dari Rafah menjelang operasi darat yang direncanakan, sebuah langkah yang dianggap menantang oleh organisasi bantuan.
Gerakan perlawanan Palestina Hamas mengutuk serangan Israel di Rafah, menuduh AS dan Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina.
Baca Juga : Menkes Iran: Warga Irak dan Afghanistan Mayoritas Turis Medis Asing di Iran
Di tengah meningkatnya ketegangan, kekhawatiran meningkat atas kampanye pemboman Israel yang sedang berlangsung di Gaza, dengan ribuan korban warga Palestina dilaporkan sejak awal konflik.
Sejak dimulainya perang, rezim Tel Aviv telah membunuh 28.500 warga Palestina, termasuk lebih dari 12.300 anak-anak dan sekitar 8.400 perempuan.
Ribuan lainnya juga hilang dan diperkirakan tewas di bawah reruntuhan di Gaza, yang berada di bawah “pengepungan total” oleh Israel.