Tehran, Purna Warta – Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan Iran telah menjadi begitu kuat sehingga “tanpa rasa takut” menyerang inti arogansi global.
“Fakta bahwa Republik Islam menyerang inti arogansi [global] tanpa rasa takut dan dengan pengetahuan akan permusuhan dan konsekuensinya menunjukkan kekuatan iman, perlawanan, kemauan dan kemajuan rakyat,” kata Mayor Jenderal Hussein Salami di Provinsi Semnan pada hari Senin (13/5).
Baca Juga : Senator AS Serukan Israel untuk Lakukan Serangan Nuklir ke Gaza
Merujuk pada Operasi Janji Sejati yang dilakukan Iran baru-baru ini terhadap Israel, Salami mengatakan, “Dengan mengandalkan kekuatan bangsa Iran yang bersemangat, operasi tersebut tidak dilakukan secara tiba-tiba, tetapi dengan mengambil tanggung jawab dan menyiarkan gambar-gambarnya.”
“Sejak awal operasi, warga Iran turun ke jalan untuk menyatakan dukungan mereka terhadap serangan balasan dan IRGC,” tegasnya.
Pada tanggal 14 April, Iran menembakkan lebih dari 300 drone dan rudal ke pangkalan militer di wilayah pendudukan Israel.
Serangan berskala besar yang dijuluki Operasi Janji Sejati ini merupakan respons terhadap serangan teroris Israel terhadap konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, yang menewaskan 13 orang, termasuk tujuh penasihat militer IRGC.
Salami juga mencatat bahwa Iran mencapai kesuksesan setiap kali menghadapi hambatan dan sanksi.
“Kekuatan pendirian Republik Islam saat ini adalah hasil perlawanan dan kemajuan dalam perang tanpa akhir dalam berbagai bentuk dengan berbagai negara di dunia,” ujarnya.
Bangsa Iran mengubah sanksi menjadi peluang kemajuan di berbagai bidang, tambah ketua IRGC.
Salami mencatat bahwa, “Ide musuh dalam memberikan sanksi kepada Iran adalah untuk melumpuhkan dan membuatnya menyerah, namun bangsa kita menjadikan sanksi tersebut sebagai peluang untuk kemajuan dan pencapaian besar kekuatan ini telah ditunjukkan kepada dunia di berbagai bidang saat ini.”
Ketua IRGC menegaskan bahwa kunci untuk mengatasi sanksi dan masalah adalah “bersama masyarakat.”
Baca Juga : Sistem Layanan Kesehatan di Gaza ‘Hanya Beberapa Jam Lagi’ Akan Runtuh
Amerika Serikat di bawah kepemimpinan mantan presiden Donald Trump menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan terhadap Iran setelah secara sepihak keluar dari perjanjian nuklir tahun 2015 pada bulan Mei 2018, meskipun Iran sepenuhnya mematuhi ketentuan perjanjian tersebut, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Terlepas dari sanksi ilegal tersebut, Iran telah membuat kemajuan besar di berbagai bidang dan menjadi mandiri di banyak sektor.