Ketua IRGC: Israel Tidak Dapat Atasi Perang Berkepanjangan di Jalur Gaza

Ketua IRGC Israel Tidak Dapat Atasi Perang Berkepanjangan di Jalur Gaza

Tehran, Purna Warta Panglima Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) mengatakan Israel tidak dapat menahan serangan gencar yang berkepanjangan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza dan menekankan bahwa perdana menteri rezim tersebut berniat melanjutkan perang semata-mata untuk kepentingan pribadi.

Baca Juga : Menlu Iran Desak Mesir Buka Penyeberangan Rafah Tanpa Syarat Untuk Akses Warga Gaza

Mayor Jenderal Hussein Salami menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Rabu (7/12) saat ia berpidato di pertemuan di gedung Kementerian Luar Negeri Iran di ibu kota Tehran.

Rezim pendudukan Israel, dari sudut pandang militer dan politik, tidak dapat mengendalikan perang untuk jangka waktu yang lama di Jalur Gaza, kata jenderal tersebut.

Salami melanjutkan dengan menyoroti bahwa 30% pekerjaan di wilayah pendudukan telah hilang akibat perang Israel melawan Hamas dan kelompok perlawanan lainnya yang berbasis di Gaza dan menekankan bahwa serangan tersebut juga merugikan perekonomian rezim Israel sekitar $260 juta setiap hari.

Baca Juga : Kasus Pelecehan Seksual di Militer Kanada Meningkat Secara Signifikan

Alasan utama di balik berlanjutnya perang Gaza adalah kepentingan pribadi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kata ketua IRGC, seraya mencatat bahwa Israel menunjukkan respons yang lemah dan memalukan dalam menghadapi Operasi Badai Al-Aqsa.

Dia menggarisbawahi bahwa kelompok perlawanan Palestina sejauh ini hanya menggunakan sebagian kecil dari kemampuan mereka.

“Zionis dan Amerika tidak bertindak rasional… Generasi Palestina telah belajar melawan siapa yang harus mereka lawan… Bangsa Palestina yang tertindas akan meraih kemenangan akhir,” kata Salami.

Baca Juga : Di Moskow, Menlu Iran Tuntut Otoritas Israel untuk Diadili atas Kejahatan Perang di Gaza

Israel mengobarkan perang di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melakukan serangan mendadak, yang disebut Operasi Badai Al-Aqsa, terhadap wilayah pendudukan sebagai tanggapan atas meningkatnya kekerasan rezim terhadap warga Palestina.

Lebih dari 16.000 warga Palestina tewas dalam perang yang didukung AS, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *