HomeTimur TengahKetua IRGC: Balas Dendam Atas Pembunuhan Jenderal Akan Berarti Kehancuran Israel

Ketua IRGC: Balas Dendam Atas Pembunuhan Jenderal Akan Berarti Kehancuran Israel

Tehran, Purna Warta Panglima Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) mengatakan balas dendam Iran atas pembunuhan penasihat militer senior Israel di Suriah tidak lain hanyalah pemusnahan total rezim pendudukan.

Baca Juga : Warga Iran Ucapkan Selamat Tinggal Kepada Komandan IRGC yang Dibunuh Israel

Mayor Jenderal Hussein Salami menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Kamis saat prosesi pemakaman Brigadir Jenderal Sayyid Razi Musawi, seorang komandan IRGC yang menjadi martir dalam serangan udara teroris Israel di lingkungan Damaskus tiga hari lalu.

“Kemartiran Sayyid Razi disebabkan oleh ketidakmampuan rezim Zionis,” katanya. “Kami tidak akan pernah bersabar menghadapi kemartiran rakyat kami. Balas dendam Sayyid Razi tidak lain hanyalah penghapusan rezim Zionis.”

Salami juga menggambarkan Musawi sebagai “salah satu komandan IRGC yang paling berpengalaman dan efektif” di front perlawanan.

Komandan yang terbunuh adalah rekan komandan anti-teror legendaris Iran, Letnan Jenderal Qassem Soleimani, katanya, seraya menambahkan bahwa Musawi tidak pernah meninggalkan bidang jihad (usaha demi Tuhan) selama 45 tahun terakhir.

Baca Juga : ‘Pawai Anak-Anak’ di Den Haag Desak ICC Untuk Selidiki Kejahatan Israel

Jenderal Soleimani dibunuh oleh AS di Irak pada Januari 2020. Ia sangat dihormati karena peran pentingnya dalam memerangi kelompok teroris Daesh Takfiri yang dibentuk oleh AS dan didukung Israel di wilayah tersebut, khususnya di Irak dan Suriah.

“Dia (Musawi) tetap teguh setelah [pembunuhan] Haji Qassem dan menemani [Komandan Pasukan Quds IRGC Brigadir Jenderal Esmail] Qa’ani,” kata Salami.

“Musuh mengenalnya lebih baik daripada kami karena menerima pukulan hebat darinya. Musuh mengetahui peran dan pengaruhnya terhadap rantai kekuasaan yang tak ada habisnya.”

Kekuatan Israel akan berakhir

Salami juga mengatakan, Operasi Badai Al-Aqsa yang dilancarkan gerakan perlawanan Hamas yang berbasis di Gaza melawan Israel pada 7 Oktober sepenuhnya dirancang dan dilakukan oleh pihak Palestina sendiri.

Operasi tersebut, katanya, merupakan reaksi terhadap 75 tahun pendudukan Israel, kejahatan dan pembunuhan terhadap pemuda Palestina serta penodaan yang dilakukan rezim terhadap Masjid al-Aqsa dan penggerebekan malam hari di Tepi Barat.

Baca Juga : Menlu Iran Berharap Perdamaian Abadi di Kaukasus Tercapai Beberapa Bulan Mendatang

Kelompok perlawanan “Hamas dan Jihad mampu memproduksi senjata di Gaza… Perlawanan tidak akan berakhir, tapi yang berakhir adalah kekuatan rezim Zionis.”

“Tentu saja, rezim Zionis tidak mampu memberikan kehidupan yang damai bagi umat Yahudi di dunia. Hal ini tidak dapat dilanjutkan di hadapan rakyat Gaza.”

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here