Tehran, Purna Warta – Pejabat tinggi hak asasi manusia Iran mengatakan Republik Islam berhak, sesuai dengan hukum internasional, untuk menanggapi pembunuhan pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh, yang dilakukan oleh rezim Israel di Tehran.
Baca juga: Hamas Berterima Kasih Kepada Iran Atas Penyelenggaraan ‘Pemakaman Massal’ Haniyeh
Kazem Gharibabadi, sekretaris Dewan Tinggi Hak Asasi Manusia Iran, menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara yang disiarkan di televisi pada hari Minggu.
Haniyeh, kepala Biro Politik gerakan perlawanan Palestina, dibunuh bersama salah satu pengawalnya di ibu kota Iran pada hari Rabu.
Gharibabadi mengatakan Iran “sepenuhnya berhak untuk memberikan tanggapan yang tepat” terhadap pembunuhan tersebut sesuai dengan hukum internasional Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang memberikan hak kepada negara-negara anggota badan dunia tersebut untuk menggunakan pembelaan diri jika diserang bersenjata.
“Tanggapan apa pun yang dapat dilakukan oleh Republik Islam terhadap tindakan kriminal teroris ini, oleh karena itu akan sepenuhnya konsisten dengan hukum internasional dan Piagam PBB,” kata Gharibabadi.
Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut, dengan Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei memperingatkan akan adanya “tanggapan keras” terhadap pembunuhan tersebut, dan menegaskan kembali tugas Republik Islam untuk membalas dendam atas darah pemimpin perlawanan tersebut.
Gharibabadi mengingatkan bahwa kekejaman rezim Israel terhadap Republik Islam tidak terbatas pada pembunuhan tersebut.
Ia mencatat bahwa Tel Aviv, di masa lalu, telah melakukan agresi “sistematis dan terus-menerus” terhadap Republik Islam, seperti menjadikan banyak ilmuwan nuklir dan penasihat militer Iran sebagai sasaran pembunuhan dan melakukan berbagai tindakan sabotase terhadap negara tersebut.
Baca juga: Seorang Wanita Palestina Ceritakan Bagaimana Tank-tank Israel Melindas Keluarganya di Gaza
Pembunuhan Haniyeh berakar pada kegagalan Israel
Di tempat lain dalam pernyataannya, pejabat tersebut mengatakan pembunuhan Haniyeh oleh rezim tersebut serta perang genosida yang sedang berlangsung terhadap wanita dan anak-anak Palestina di Jalur Gaza tidak menunjukkan kekuatan rezim tersebut.
“Ini benar-benar menunjukkan kelemahan dan kehinaan rezim Zionis,” katanya, seraya mencatat bahwa rezim tersebut melakukan kekejaman tersebut mengingat kegagalannya dalam mewujudkan tujuan strategis yang selama ini ingin dicapainya di Gaza.