Kementerian Luar Negeri Iran Kecam Pernyataan Trump

Teheran, Purna Warta – Kementerian Luar Negeri Iran mengecam pernyataan dan tuduhan penghinaan Presiden AS Donald Trump sebagai upaya untuk memutarbalikkan realitas kawasan dan mengalihkan kesalahan ke Teheran.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu, Kementerian Luar Negeri Iran mengecam tuduhan Trump sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari kejahatan yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh rezim Israel, sekutu AS yang paling disayangi di kawasan Asia Barat, dan keterlibatan Washington dalam kekejaman Israel.

Baca juga: Iran dan Aljazair Mendesak Kerja Sama yang Lebih Kuat untuk Membantu Gaza

Pada hari Selasa, Trump telah menjuluki Iran sebagai “kekuatan paling merusak” di kawasan Asia Barat.

Ia menuduh negara itu memicu ketidakstabilan regional dan mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan mengizinkannya mengembangkan “senjata nuklir”, menepis penolakan total Teheran terhadap senjata nonkonvensional tersebut.

Sementara itu, Trump mengancam akan mengerahkan “tekanan maksimum besar-besaran” terhadap Republik Islam tersebut.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran menunjukkan bahwa tuduhan tersebut muncul ketika rezim Israel, yang didukung oleh Amerika Serikat, melanjutkan “genosida kolonial paling brutal di Palestina yang diduduki.”

Pernyataan tersebut merujuk pada perang genosida rezim tersebut pada Oktober 2023-sekarang terhadap Jalur Gaza yang sejauh ini telah merenggut nyawa lebih dari 52.900 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak. Perang tersebut telah menerima dukungan militer dan politik tanpa batas dari pihak AS.

Pernyataan tersebut lebih lanjut mencatat bahwa rezim tersebut juga bertanggung jawab atas tindakan pendudukan militer dan agresi yang mematikan di tempat lain di seluruh wilayah, seperti Lebanon, Suriah, dan Yaman, Press TV melaporkan.

Kementerian tersebut menekankan bahwa kekejaman ini, termasuk pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorial negara lain, bersama dengan teror dan kejahatan perang yang dilakukan oleh rezim terhadap negara-negara tersebut, justru dibayangi oleh tuduhan palsu terhadap Iran.

“Pernyataan presiden AS tersebut merupakan contoh lain dari pendekatan yang menipu oleh para pembuat kebijakan AS, yang berusaha mencegah Israel dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya terhadap negara-negara di kawasan tersebut.”

Sementara itu, kementerian tersebut menekankan bahwa retorika yang menghasut seperti itu tidak akan berhasil memecah belah rakyat Iran, baik yang tinggal di dalam negeri maupun di luar negeri.

Baca juga: Iran Desak Diakhirinya Kekerasan Saat Bentrokan Meletus di Libya

Kementerian tersebut juga menunjuk pada dukungan langsung dan tidak langsung Washington terhadap rezim-rezim penindas sebelumnya di seluruh wilayah, dan perannya yang berkelanjutan dalam memaksakan tindakan-tindakan koersif yang merugikan hak-hak warga negara Iran.

Namun, “pernyataan yang menipu dan menghina dari presiden Amerika Serikat sama sekali tidak akan menciptakan keretakan dalam persatuan nasional Iran, baik di dalam maupun di luar negeri,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

Selain itu, kementerian menegaskan kembali bahwa Iran dan mitra regionalnya bertekad untuk terus memperkuat hubungan dan mempromosikan kerja sama, tanpa terpengaruh oleh upaya eksternal untuk menimbulkan perselisihan.

“Niat jahat di balik pernyataan ini jelas, tetapi Iran dan sekutunya akan terus membangun hubungan persahabatan berdasarkan rasa saling menghormati dan kepentingan bersama, tanpa terhalang oleh upaya pihak ketiga untuk menimbulkan perpecahan,” simpul pernyataan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *