Baghdad, Purna Warta – Serangan drone milik kelompok perlawanan telah menargetkan sebuah pangkalan besar di wilayah semi-otonom Kurdistan Irak, tempat pasukan dan pelatih militer AS ditempatkan, di tengah meningkatnya sentimen anti-AS atas dukungan Washington yang tidak memenuhi syarat terhadap serangan udara dan darat Israel yang tiada henti di Jalur Gaza.
Baca Juga : Israel Bunuh Tentaranya Sendiri dengan Gas di Terowongan Gaza
Kelompok Perlawanan Islam di Irak, sebuah kelompok payung pejuang anti-teror, dalam pernyataan terpisah yang diterbitkan di saluran Telegramnya mengaku bertanggung jawab atas serangan drone terhadap instalasi milik AS di dekat Bandara Internasional Erbil pada Jumat pagi.
Dikatakan bahwa serangan pesawat tak berawak itu dilakukan sebagai pembalasan atas dukungan AS terhadap perang berdarah Israel melawan warga Palestina di Jalur Gaza.
Kelompok ini mencatat bahwa mereka akan terus menargetkan pangkalan militer yang diduduki AS di seluruh wilayah. Belum ada laporan langsung mengenai tingkat kerusakan di fasilitas militer tersebut, dan kemungkinan korban jiwa.
Amerika Serikat, sekutu terbesar Israel, telah memberikan senjata dan amunisi kepada rezim tersebut sejak dimulainya perang Gaza.
Washington juga telah memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang meminta rezim pendudukan untuk menghentikan agresinya. Israel mengobarkan perang di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Palestina Hamas dan Jihad Islam melakukan Operasi Badai Al-Aqsa yang mengejutkan ke wilayah-wilayah pendudukan sebagai tanggapan atas kejahatan intensif rezim pendudukan terhadap rakyat Palestina.
Menurut kementerian kesehatan yang berbasis di Gaza, setidaknya 24.620 warga Palestina tewas dalam serangan tersebut, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan 61.830 orang lainnya terluka.
Baca Juga : Dari Iowa hingga Amman, Demonstrasi Solidaritas terhadap Gaza
Tel Aviv juga telah memberlakukan “pengepungan total” terhadap Gaza, memutus bahan bakar, listrik, makanan, dan air bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di sana.