Baghdad, Purna Warta – Kelompok perlawanan Irak melancarkan serangan drone di Pelabuhan Haifa di wilayah pendudukan Israel utara, yang menargetkan lokasi strategis sebagai tanggapan atas perang genosida rezim Zionis yang sedang berlangsung di Gaza.
Baca juga: Rusia Disarankan Hentikan Rencana yang Disebut Koridor Zangezur
Kelompok Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan drone di Pelabuhan Haifa dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di saluran Telegram mereka pada Rabu pagi.
Kelompok tersebut menyatakan bahwa serangan itu dilakukan dengan menggunakan satu skuadron drone kamikaze dan merupakan bagian dari perjuangan mereka yang sedang berlangsung melawan rezim Israel, untuk mendukung warga Palestina di Gaza.
Pernyataan tersebut menekankan bahwa serangan itu merupakan pembalasan atas pembantaian yang dilakukan oleh rezim Israel terhadap wanita, anak-anak, dan orang tua di Jalur Gaza yang terkepung.
Perlawanan Islam di Irak telah bersumpah untuk terus menargetkan dan menghancurkan infrastruktur penting Israel di seluruh wilayah pendudukan.
Serangan terbaru ini menyusul serangan pesawat nirawak sebelumnya pada hari Minggu, yang juga diklaim sebagai tanggung jawab kelompok tersebut, yang menargetkan “instalasi vital” di pelabuhan yang sama.
Koalisi menyatakan bahwa serangan ini merupakan tanggapan langsung terhadap kampanye militer brutal Israel di Gaza dan ditujukan untuk mendukung rakyat Palestina.
Baca juga: Israel Berupaya Memperkuat Pendudukan Tepi Barat di Tengah Serangan Berkelanjutan
Perlawanan Islam di Irak telah melakukan serangan terhadap target-target Israel sejak dimulainya perang pada awal Oktober. Kelompok tersebut juga menargetkan pangkalan militer AS di Irak dan Suriah, dengan alasan dukungan Washington terhadap Israel sebagai alasan tindakan mereka.
Menurut laporan, perang Israel yang sedang berlangsung telah mengakibatkan kematian sedikitnya 40.819 warga Palestina, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dengan 94.291 lainnya terluka. Lebih dari 1,7 juta orang telah mengungsi secara internal karena serangan udara Israel.