Teheran, Purna Warta – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran memberikan penghormatan kepada para jurnalis yang menjadi korban kekejaman Israel di tengah kampanye militernya terhadap Gaza selama dua tahun terakhir.
“Hari Kebebasan Pers Sedunia menjadi pengingat yang khidmat akan keberanian para jurnalis, fotografer, dan videografer yang, selama dua tahun terakhir, mempertaruhkan nyawa mereka untuk mengungkap kebrutalan genosida kolonial terhadap warga Palestina,” kata Esmaeil Baqaei dalam sebuah unggahan di akun X miliknya pada hari Sabtu.
“Kami menghormati lebih dari 200 pekerja media yang menjadi korban kampanye genosida yang ingin mereka ungkap,” tambahnya.
“Mereka menjadi sasaran karena mereka merasa berkewajiban untuk mendokumentasikan rasa sakit dan penderitaan ekstrem warga Palestina di Gaza dan menyiarkan kekejaman rezim pendudukan apartheid,” kata juru bicara tersebut.
“Amerika Serikat dan pendukung, pendukung, dan pembela kekejaman Israel lainnya terlibat dalam kejahatan keji tersebut dan harus bertanggung jawab juga,” katanya.
Perang rezim Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 230 jurnalis –rata-rata 13 per bulan– menjadikannya konflik paling mematikan bagi pekerja media yang pernah tercatat, menurut laporan oleh proyek Biaya Perang dari Watson Institute for International and Public Affairs yang diterbitkan pada tanggal 1 April.
Lebih banyak jurnalis yang tewas di Gaza daripada gabungan kedua perang dunia, Perang Vietnam, perang di Yugoslavia, dan perang Amerika Serikat di Afghanistan, menurut laporan tersebut.
Perang rezim Zionis di Gaza telah menewaskan sedikitnya 52.495 warga Palestina dan melukai 118.366 orang sejak Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Kantor Media Pemerintah Gaza memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700, dengan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.