Beijing, Purna Warta – China mengatakan bahwa dorongan AS untuk sanksi Iran adalah manipulasi politik yang mementingkan diri sendiri dan Washington tidak memiliki hak untuk menuntut pemberlakuan mekanisme snap-back setelah penarikan sepihaknya dari kesepakatan nuklir tahun JCPOA 2015.
Baca Juga : Israel Berada di Balik Serangan Drone Pada Fasilitas Pertahanan di Isfahan Iran
“Seperti yang kami tekankan berkali-kali, penarikan sepihak AS dari JCPOA (kesepakatan nuklir, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama), berarti penolakan haknya sebagai peserta kesepakatan, dan tidak dalam posisi untuk menuntut untuk memberlakukan mekanisme snap-back,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada konferensi pers reguler.
Menunjuk sikap Washington dalam menarik diri dari organisasi dan perjanjian internasional, merugikan multilateralisme dan otoritas Dewan Keamanan dan merongrong rezim non-proliferasi internasional, pejabat China mengatakan, “Langkahnya untuk mendorong resolusi atau mengirim surat ke Dewan Keamanan PBB sekalipun tidak dapat membenarkan perilakunya yang disebutkan di atas.”
Juru bicara tersebut menekankan bahwa pihak-pihak dalam JCPOA dan mayoritas Dewan Keamanan percaya bahwa permintaan AS untuk memberlakukan mekanisme ‘snap-back’ tidak memiliki dasar hukum, dan juga belum diminta.
Baca Juga : Iran: Armada ke-86 Angkatan Laut Iran Berlayar di Perairan Barat Amerika Latin
“Ini sepenuhnya menunjukkan bahwa posisi sepihak AS bertentangan dengan konsensus luas komunitas internasional dan upayanya untuk menyabotase JCPOA tidak akan pernah berhasil,” kata Zhao.
China mendesak AS untuk “berhenti menempuh jalan yang salah, jika tidak maka hanya akan menghadapi tentangan lebih lanjut,” katanya.