Teheran, Purna Warta – Masoud Pezeshkian dan Saeed Jalili saling berhadapan dalam debat satu lawan satu pertama mereka dalam pemilihan presiden Iran pada Senin malam menjelang pemilihan putaran kedua pada 5 Juli.
Baca juga: Jenderal Garda Revolusi Tegaskan Dukungan Iran terhadap Perlawanan
Jenderal Garda Revolusi Tegaskan Dukungan Iran terhadap Perlawanan
Pezeshkian dan Jalili, dua kandidat yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan presiden nasional pada 28 Juni, akan bersaing dalam putaran akhir pemungutan suara Jumat mendatang.
Pezeshkian memperoleh 42,45% suara, sementara kandidat kedua, Jalili, memperoleh 38,61% suara.
Debat yang disiarkan televisi tadi malam berkisar pada isu politik dan budaya. Kedua kandidat bergiliran membahas satu topik untuk menjawab sepuluh pertanyaan terpisah.
Mereka menguraikan rencana mereka mengenai serangkaian isu ekonomi dan menyampaikan pandangan mereka mengenai alasan di balik tingginya angka partisipasi pemilih sebesar 40% dalam pemilihan umum 28 Juni, kemungkinan kenaikan harga bensin, rencana untuk mengizinkan rakyat melakukan protes hukum, pembatasan ruang virtual dan peningkatan akses ke Internet, aksesi Iran ke FATF, dan negosiasi mengenai pencabutan sanksi.
Debat kedua akan diadakan pada Selasa malam. Pemilu di seluruh negeri berlangsung setahun lebih cepat dari jadwal, karena Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia pada bulan Mei.
Baca juga: [VIDEO] – Inilah Tanggapan Warga Yahudi Ortodoks saat MA Israel Setujui Wamil
Sebuah helikopter yang membawa Presiden Raisi dan rombongannya jatuh di hutan pegunungan barat laut pada tanggal 19 Mei, menewaskan presiden, Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian, dan enam orang lainnya.