Israel Tolak Surat Perjalanan 260 Umat Kristiani Gaza Menjelang Natal

Gaza

Tel Aviv, Purnawarta – Otoritas Israel menolak permohonan surat perjalanan bagi setidaknya 260 umat Kristiani Gaza yang hendak bergabung bersama keluarganya di Tepi Barat maupun di luar negeri menjelang liburan Natal. Keputusan tersebut memupuskan harapan mereka untuk menikmati liburan natal dan tahun baru bersama orang-orang terkasih.

Keputusan tersebut merupakan salah satu dari kebijakan yang diterapkan rezim pendudukan hanya untuk Gaza. Ini juga bukan pertama kali rezim Zionis membatasi lalu lalang umat Kristiani Gaza pada musim-musim libur mereka.

Laporan dari Middle East Eye menunjukkan bahwa Palestinian Civil Affairs Authority, sebuah badan yang bertanggung jawab utnuk berkomunikasi dengan pihak rezim Zionis mengatakan bahwa pihaknya telah menyodorkan 900 permohonan surat perjalanan, namun hanya namun hanya 650 diantaranya yang diterima.

Data statistik yang dirilis oleh gereja Latin Monastery Church di Gaza mengatakan bahwa setidaknya ada 1.100 penganut Kristiani tinggal di Jalur Gaza. Kebanyakan merupakan penganut Ortodoks Yunani. Namun angka ini terus menurun lantaran umat Kristiani Gaza memilih pindah ke Tepi Barat atau ke luar negeri akibat kondisi ekonomi, blokade dan serangan Israel.

Kamel Ayad, direktur hubungan masyarakat gereja Ortodoks Yunani Gaza mengatakan bahwa setiap tahunnya umat Kristiani Gaza berharap dapat surat perjalanan ke Tepi Barat (tepatnya Bethlehem) untuk libur Natal. Ia menyatakan bahwa Israel setiap tahunnya tidak memberikan surat untuk mereka secara keseluruhan.

Pasti ada yang tidak diizinkan dan tidak ada standar khusus yang menentukan mana yang mendapat izin dan mana yang tidak. Terkadang ada satu keluarga yang hanya satu anggotanya saja yang diberi izin dan lainnya tidak. Atau izin hanya diberikan pada anak, tidak pada orang tua, atau sebaliknya.

“Merupakan hak kami sebagai umat Kristiani untuk menyaksikan perayaan Natal di tempat lahir Sang Kristus di Bethelehm, sebagaimana hak itu juga dimiliki oleh seluruh orang Kristiani yang datang dari seluruh dunia,” ujar Ayad. “Kami sangat menyesali bahwa tidak semua umat Kristiani (Gaza) mendapat izin tersebut,” tutupnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *