Israel Terus Jajah Berbagai Wilayah Suriah

Damaskus, Purna Warta – Sumber berita melaporkan bahwa pergerakan tentara rezim Zionis Israel terus berlangsung di pinggiran Quneitra di barat daya Suriah.

Menurut laporan Al-Araby Al-Jadeed, Ibrahim Al-Jarida, kepala wilayah Khan Arnaba di Quneitra, mengatakan bahwa patroli pendudukan Israel tidak masuk ke wilayah tersebut, melainkan bergerak dari sekitarnya menuju ke sebuah pusat yang tergabung dengan PBB, kemudian bergerak ke barat menuju Jabata Al-Khashab.

Ia menambahkan: “Selama belum ada dukungan pemerintah atau internasional terhadap provinsi Quneitra dan tidak ada upaya pengekangan terhadap para penjajah, mereka akan memasuki desa manapun yang mereka inginkan. Ada keheningan yang mematikan; kami memohon kepada Tuhan agar terjadi pembukaan.”

Sementara itu, saksi-saksi menyatakan bahwa pergerakan militer rezim Zionis Israel telah menimbulkan ketakutan di kalangan penduduk, terutama karena tentara Israel melakukan pergerakan setiap hari.

Saeid Al-Mohammad, salah satu penduduk kota Quneitra, mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed: “Gerakan pendudukan oleh para penjajah, sejalan dengan serangan menyapu Israel di Quneitra sejak kejatuhan Bashar al-Assad pada 8 Desember yang lalu, telah terlihat di kota-kota perbatasan melalui aksi dan pergerakan penjajah, tanpa adanya reaksi internasional yang efektif. Pihak berwenang resmi Suriah juga memilih untuk tetap diam secara mengejutkan dan tidak melakukan tindakan apa pun untuk mendukung warga sipil dan wilayah.”

Salah satu penduduk desa Ofania, yang tidak ingin namanya diungkap, berkata kepada Al-Araby Al-Jadeed: “Warga khawatir dengan kondisi keamanan. Komunitas internasional harus melakukan sesuatu untuk menghentikan pergerakan Israel ini, karena mereka mengancam penduduk.”

Militer rezim Zionis Israel telah membombardir target-target di berbagai wilayah Suriah, terutama kota Damaskus dan pinggirannya, selama beberapa hari dan minggu terakhir setelah kejatuhan pemerintahan Bashar Al-Assad.

Militer rezim Zionis Israel, bersamaan dengan serangan udara tersebut, dengan memanfaatkan situasi di Suriah, telah memasuki wilayah di selatan negara ini, terutama kota Quneitra.

Tindakan ini dilakukan setelah Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri rezim Zionis Israel, mengumumkan runtuhnya perjanjian “pemisahan” antara Suriah dan rezim Zionis Israel pada tahun 1974 di wilayah Golan.

Radio militer rezim Zionis Israel juga mengumumkan bahwa kabinet rezim ini telah menyetujui pendudukan wilayah “Jabal al-Sheikh” di Suriah serta pembentukan zona penyangga di wilayah tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *