Al-Quds, Purna Warta – Dalam laporan terbarunya, Panel Internasional tentang Bahan Fissile mengumumkan langkah rezim Zionis untuk mengembangkan pengayaan nuklir Dimona
International Panel on Fissile Material (IPFM) telah menerbitkan gambar satelit yang menunjukkan bahwa rezim Zionis telah mengembangkan Pusat Penelitian Nuklir di Negev.
Menurut situs Dunya Al-Watan, tim ilmuwan internasional dari 17 negara pada Kamis (18/2) mempublikasikan gambar citra pembangkit listrik tenaga nuklir Dimona, yang diambil pada 4 Januari 2021, dan menunjukkan bahwa rezim Zionis telah memperluas secara signifikan pembangkit listrik tenaga nuklir ini.
Menurut laporan tersebut, konstruksi baru telah dilakukan di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir Dimona dan stasiun daur ulang nuklir, yang telah digali seluas 140 meter dan lebar 50 meter, dan sifat konstruksi ini masih belum diketahui.
Pusat Penelitian Nuklir Negev (seperti yang dikenal) didirikan pada tahun 1950-an dan bersembunyi sampai tahun 1986, ketika seorang ilmuwan nuklir Israel bernama Mordechai Fonuno melarikan diri ke Inggris dan menyebarkan berita mengenai pusat nuklir tersebut.
Kehadiran sejumlah besar hulu ledak nuklir ini bukan lagi rahasia, meski otoritas Zionis menyembunyikan hal ini dan bersikap diam. Pusat Studi Perdamaian Internasional Stockholm pada Juni lalu mengungkapkan bahwa rezim Israel telah meningkatkan hulu ledak nuklirnya menjadi 90 hulu ledak.
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyidd Hasan Nasrullah, musim panas lalu pada peringatan kemenangan Hizbullah dalam perang melawan Israel mengatakan: “Setelah Israel secara terpaksa memberhentikan pabrik amonia di Haifa, maka perlu juga kita memikirkan untuk menghancurkan reaktor nuklir Dimona, karena bencana nuklir Dimona akan lebih berbahaya dari amonia Haifa
“Hizbullah Lebanon siap menargetkan reaktor nuklir Dimona,” tegasnya.
Baca juga: Sayid Hassan Nasrullah: Israel, Jangan Hiperbola Tentang Normalisasi