Israel Jebloskan Pengacara Palestina-Prancis Ke Penjara Isolasi Berisiko Tinggi

Israel Jebloskan Pengacara Palestina-Prancis Ke Penjara Isolasi Berisiko Tinggi

Al-Quds, Purna Warta Pengacara dan pembela hak asasi manusia Palestina-Prancis dan pengacara Salah Hammouri dijebloskan ke penjara dengan tingkat bahaya yang tinggi dan dipindahkan ke fasilitas penjara isolasi Israel yang disebut “Hadarim” sebagai hukuman karena menulis surat kepada Presiden Prancis, kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan pada hari Rabu (27/7), mengutip dari kampanye keadilan untuk pembebasan Salah.

Baca Juga : Barat Tuduh Iran Punya Tuntutan Berlebihan di Luar JCPOA

“Dalam 10 hari terakhir, administrasi penjara pendudukan Israel mengklasifikasikan HRD dan pengacara Salah Hammouri sebagai ‘Sagav’, yang berarti tahanan dengan tingkat bahaya yang tinggi. Tentunya dalam tahanan tersebut penuh dengan unsur pelecehan berlebihan dengan penggunaan borgol tangan dan kaki di samping penggerebekan malam berulang kali ke sel tahanan,” kata kampanye itu dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan itu menambahkan bahwa rezim Israel telah mengambil tindakan hukuman setelah surat Salah kepada Macron, “dalam suratnya menyebutnya sebagai sesama warga negara Perancis, dirinya mengingatkan akan kewajibannya sebagai kepala negara untuk memastikan pembebasannya segera dan akhir dari penganiayaan.”

“Klasifikasi sewenang-wenang adalah ukuran lain dari penganiayaan terhadap Salah dan terhadap siapa pun yang mencoba untuk membuat suara mereka didengar,” kata pernyataan itu.

Hammouri, ditangkap pada bulan Maret 2017. Pengadilan militer Israel menghukumnya dengan penahanan administratif karena membela hak-hak Palestina dan menuduhnya membahayakan “keamanan di wilayah tersebut.”

Baca Juga : Pemimpin Iran Bantah Kekeliruan Barat Bahwa Agama dan Kemajuan Tidak Sejalan

Dia telah menghabiskan hampir sembilan tahun di penjara Israel dalam penangkapan terpisah. Hammouri ditolak masuk ke kota Tepi Barat yang diduduki selama lebih dari dua tahun.

Pada November 2021, organisasi hak asasi Front Line Defenders yang berbasis di Irlandia, juga dikenal sebagai Yayasan Internasional untuk Perlindungan Pembela Hak Asasi Manusia, mengatakan dalam sebuah laporan bahwa enam perangkat yang digunakan oleh aktivis hak-hak Palestina diretas dengan spyware Pegasus NSO Group. Hammouri adalah salah satu dari enam orang yang menjadi sasaran.

Pada bulan April, Hammouri dan kelompok hak asasi mengajukan pengaduan di Perancis terhadap perusahaan pengawasan NSO Group karena telah menyusup secara ilegal ke ponselnya.

Awal bulan lalu, Israel memperpanjang penahanan pengacara Palestina itu selama 3 bulan lagi, hanya satu hari sebelum pembebasannya yang direncanakan, dan melanjutkan dengan apa yang disebut kebijakan penahanan administratif untuk menahan orang-orang Palestina di balik jeruji besi.

Baca Juga : 19 Tewas Saat Protes Anti-PBB Menyebar di Kongo

Dilaporkan ada lebih dari 7.000 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel. Ratusan narapidana telah dipenjara di bawah praktik yang dinamakan penahanan administratif. Beberapa tahanan telah ditahan tanpa dakwaan hingga 11 tahun.

Palestina dan kelompok hak asasi manusia mengatakan “penahanan administratif” melanggar hak untuk proses hukum karena bukti ditahan dari tahanan sementara mereka ditahan untuk waktu yang lama tanpa dituntut, diadili atau dihukum.

Penahanan dilakukan atas perintah seorang komandan militer atas dasar apa yang digambarkan oleh rezim Israel sebagai bukti rahasia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *