ISIS Serang Tentara Suriah

AS Memfasilitasi ISIS di Bagian Suriah yang Dikendalikan Damaskus

Damaskus, Purna Warta Rakyat Suriah mendukung Palestina dan kelompok perlawanan di negara ini berperang melawan Israel di selatan dan melawan Amerika di timur untuk mendukung rakyat tertindas di Gaza. Namun, di saat yang sama, kelompok teroris, khususnya ISIS, semakin mengintensifkan aktivitasnya bersamaan dengan serangan udara Israel, untuk melemahkan Suriah.

Baca Juga : Kepala HAM PBB: Pembantaian Massal Israel ke Gaza adalah Kejahatan Perang

Dalam salah satu serangan terbesar ISIS terhadap tentara Suriah di gurun Raqqah, 30 tentara Suriah terbunuh dan sejumlah besar tentara serta pasukan sekutu terluka.

Serangan ini terjadi di daerah Al-Rasafa yang terletak di selatan provinsi Raqqah.

Selain itu, ISIS telah melancarkan 6 operasi terhadap tentara Suriah dalam sebulan terakhir, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Serangan-serangan ini terjadi di berbagai tempat, dari Al-Shula dan Badia Deir Ez-Zor hingga Badia Homs dan Raqqah.

Padahal di masa lalu, jumlah serangan ISIS terhadap posisi SDF dan sekutu Amerika hampir sama dengan jumlah serangan terhadap tentara dan perlawanan Suriah;
Namun belakangan ini, serangan terhadap SDF telah dikurangi seminimal mungkin dan mencapai titik nol dalam sebulan terakhir! Sebaliknya, serangan terhadap tentara dan kelompok perlawanan Suriah, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, belum pernah terjadi sebelumnya dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga : Ansarullah Kecam Kepasifan Para Pemimpin Arab

Dalam konteks ini, simetri temporal gerakan baru ISIS menunjukkan poin penting. Bersamaan dengan perang di Gaza dan seiring dengan meningkatnya serangan poros perlawanan terhadap pangkalan Amerika di Suriah dan Irak, intensitas serangan ISIS juga meningkat. Serangan-serangan ini tampaknya merupakan reaksi Amerika Serikat terhadap pemboman pangkalan militernya yang dilakukan kelompok perlawanan di Suriah dan Irak.


Terkait hal ini, Sohaib al-Masri, seorang jurnalis Suriah, menyatakan: “Teroris ISIS telah menyusup ke gurun Suriah dan menyerang pangkalan militer serta pergerakan militer tentara Suriah beberapa kali. Tujuan mereka adalah membuat kawasan ini tidak aman dan memutus arteri utama yang menghubungkan Irak dan Suriah.”

Dalam mengkaji alasan meningkatnya serangan ISIS, dapat dikatakan bahwa sebulan telah berlalu sejak ISIS memperbarui aktivitasnya dan menargetkan posisi tentara Suriah dan sekutunya di seluruh gurun Suriah.

Tampaknya tujuan dari gerakan-gerakan ini adalah untuk mengalihkan perhatian tentara Suriah dan poros perlawanan dari Front Golan, yang Tel Aviv takut itu akan berkobar.

Baca Juga : Netanyahu: IDF akan Kontrol Gaza Pasca Perang Usai

Analis Suriah, Mohammad Al-Jabi tentang alasan meningkatnya operasi ISIS, mengatakan: “ISIS hadir di kawasan sebagai alat Amerika Serikat, sehingga setiap kali terjadi peristiwa politik, militer, atau keamanan yang mengancam rezim Zionis Israel dan Amerika Serikat, maka Amerika Serikat mengeluarkan perintah langsung kepada alat regionalnya, seperti ISIS, untuk menyerang pasukan Suriah.”

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengkaji kemungkinan hubungan antara ISIS dan rezim Zionis Israel.

Pada awal tahun 2013, ISIS berupaya menduduki bagian selatan Suriah dan wilayah yang berbatasan dengan Yordania serta wilayah pendudukan. Dalam kaitan ini, kelompok “Tentara Khalid Bin Waleed” yang setia kepada ISIS menduduki wilayah cekungan Yarmouk yang terletak di barat daya provinsi Daraa, disusul oleh dua kelompok bersenjata lainnya yang disebut “Brigade Martir Al-Yarmouk” dan “Gerakan Muthanna” (Gerakan Al-Muthanna) juga bergabung dengan mereka.

Baca Juga : Krisis Air; WHO Peringatkan Penyebaran Penyakit Menular di Gaza

Selama hampir 4 tahun, kelompok-kelompok ini menguasai bagian perbatasan antara Palestina dan Suriah yang diduduki; Namun mereka tidak menembakkan satu peluru pun ke arah tanah yang diduduki dan mereka membelakangi Israel, mereka hanya berperang melawan Muslim Suriah (baik tentara Suriah maupun kelompok oposisi yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan yang dikenal sebagai “Front Selatan”). Selama ini Israel mencari kelanjutan penguasaan kelompok teroris ISIS di front Golan. Namun Tel Aviv merasa sangat terancam setelah pembebasan wilayah tersebut oleh pemerintah Suriah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *