Tel Aviv, Purna Warta – Isaac Herzog telah disumpah sebagai Presiden kesebelas rezim Zionis Israel menggantikan Reuven Rivlin pada Rabu (7/7) kemarin.
Dalam pidatonya, ia memperingatkan bahwa nilai-nilai serta etos bersama Israel saat ini berada pada titik terawan sepanjang sejarah.
Ia memperingatkan bahwa Israel berada di bawah bayang-bayang perpecahan dan polarisasi yang akan berakibat sangat buruk bagi ketahanan nasionalnya.
Baca Juga : Digantikan Mantan Ketua Oposisi, Presiden Israel Pamit Undur Diri
Herzog disumpah dengan Al-Kitab berusia 107 tahun yang menyimpan sejarah bagi keluarganya.
Al-Kitab tersebut merupakan Al-Kitab yang sama yang digunakan untuk menyumpah ayahnya, Mayor Jenderal Chaim Herzog saat menjadi Presiden di tahun 1983.
Al-Kitab tersebut merupakan peninggalan mendiang nenek Herzog yang mendapatkan kitab tersebut dari ayahnya di malam pernikahannya.
Sementara itu, Rivlin menegaskan kembali posisi Israel sebagai negara Yahudi demokratis.
“(Berdirinya) negara Yahudi (Israel) ini patut disyukuri. (Berdirinya) negara demokratis bagi kita ini patut disyukuri. Takkan ada Israel tanpa unsur Yahudi dan demokrasi. Dua unsur Yahudi dan demokrasi ini adalah napas negara,” ujarnya.
Rivlin dikenal sebagai “Presidennya semua orang”. Hal ini dikarenakan upayanya untuk meredakan bahaya perpecahan internal.
Baca Juga : Analis Israel: Disintegrasi Lebanon Menguntungkan Hezbollah!
Rivlin mengaku yakin bahwa Herzog adalah orang yang cocok menjadi suksesornya di kursi kepresidenan rezim Zionis.
“Saya tak ragu sedikitpun bahwa anda adalah orang yang tepat, di tempat yang tepat dan di waktu yang tepat,” tukasnya.