Teheran, Purna Warta – Dalam sebuah pesan untuk sekretaris jenderal Hizbullah, komandan Korps Garda Revolusi Islam memperingatkan rezim Israel bahwa mereka akan segera menerima respons yang menghancurkan dari garis depan perlawanan atas kejahatan teroris baru-baru ini di Lebanon.
Baca juga: Tidak Ada Pasukan Garda Revolusi yang Tewas dalam Ledakan Pager di Lebanon
Panglima IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami pada hari Kamis mengirim pesan untuk Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah, mengutuk kejahatan teroris rezim Zionis di Lebanon yang menyebabkan kesyahidan dan cederanya warga Lebanon dan pasukan Hizbullah setelah ledakan pager dan perangkat walkie-talkie.
Komandan IRGC mengatakan tindakan teroris Israel tersebut, yang menunjukkan rasa frustrasi rezim Zionis dan menyusul kekalahan beruntunnya, akan segera mengundang “respons yang menghancurkan dari garis depan perlawanan” karena rezim kriminal Tel Aviv akan hancur total.
Ia mencatat bahwa Israel telah melakukan kejahatan untuk menunda kehancurannya dan menutupi skandal kegagalan beruntunnya, dengan menunjuk pada operasi sukses Hizbullah yang telah mengguncang fondasi keamanan, intelijen, dan militer rezim Zionis selama tahun lalu.
Meskipun menerima dukungan tak terbatas dari pemerintah Barat, musuh Israel tidak mencapai satu pun tujuannya setelah hampir satu tahun berperang di Gaza dan melakukan berbagai kejahatan, kata komandan IRGC, seraya mencatat bahwa rezim Israel telah menerima pukulan dari perlawanan di wilayah tengah, utara, timur, dan selatan wilayah pendudukan setiap hari dan telah dikepung.
Ledakan ribuan pager yang banyak digunakan oleh faksi perlawanan dan juga pekerja layanan publik di Lebanon menewaskan sedikitnya selusin orang dan sekitar 3.000 orang terluka pada hari Selasa.
Baca juga: Rayakan Maulid, Ayatullah Khamenei Berikan Grasi kepada lebih dari 2.800 Tahanan Iran
Pemerintah Lebanon menyalahkan Israel dan berjanji akan mengajukan pengaduan ke PBB atas serangan tersebut.
Kemudian pada hari Rabu, sebanyak 20 orang tewas dan lebih dari 450 lainnya terluka setelah lebih banyak perangkat komunikasi meledak di seluruh Lebanon, termasuk di ibu kota Beirut serta wilayah selatan dan timur negara tersebut.
Rezim Israel menolak berkomentar mengenai perkembangan tersebut, tetapi Hizbullah menganggapnya bertanggung jawab penuh.