Tehran, Purna Warta – Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menggambarkan Israel sebagai rezim yang tidak memahami apa pun selain bahasa kekerasan.
Salami mengatakan pada hari Minggu bahwa operasi militer Iran terhadap Israel pada pertengahan April diperlukan untuk menghukum rezim yang kejam dan gila yang telah menciptakan ketidakstabilan dan kekacauan di wilayah tersebut.
Baca Juga : Kabinet Iran Keluarkan Pernyataan Setelah Kemartiran Presiden Iran
Berbicara dalam sebuah upacara di Teheran, Salami merujuk pada serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran terhadap Israel pada tanggal 14 April yang dilakukan sebagai tanggapan atas serangan udara rezim pada awal bulan itu terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Namun sang jenderal bersikeras bahwa IRGC menganggap Operasi Janji Sejati sebagai tindakan militer terbatas terhadap rezim yang telah digunakan oleh Amerika Serikat sebagai alat untuk menerapkan kebijakannya di dunia Muslim.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran mengatakan serangan balasan Iran baru-baru ini terhadap wilayah pendudukan Israel mempunyai dampak “strategis” terhadap wilayah tersebut.
“Tujuan dari operasi ini adalah untuk menyerang dua lokasi dengan menggunakan beberapa drone dan rudal untuk menghukum rezim yang kejam dan gila yang hanya memahami logika kekuasaan,” kata Salami.
“Rezim Zionis adalah makhluk yang nakal dan penuh kekerasan serta sumber ketidakamanan yang hanya menciptakan pengungsian, perang, penghapusan nilai-nilai kemanusiaan dan emosi. Kami harus menargetkan titik ini,” tambahnya.
Baca Juga : Drone Amerika Ditembak Jatuh di Pusat Yaman
Operasi Janji Sejati IRGC terjadi di tengah perang brutal Israel di Gaza di mana rezim tersebut telah membunuh hampir 35.500 orang dalam lebih dari delapan bulan agresi di wilayah Palestina.