Tehran, Purna Warta – Front perlawanan terbukti menjadi kekuatan yang terintegrasi setelah operasi Badai Al-Aqsa, meski kemampuannya belum digunakan secara maksimal, kata Komandan Pasukan Quds IRGC Brigadir Jenderal Esmaeil Qaani.
Berbicara pada sidang Majelis Ahli Iran di Teheran pada hari Rabu, Jenderal Qaani mengatakan operasi Badai Al-Aqsa terhadap rezim Zionis menunjukkan bahwa tidak mungkin mengabaikan front perlawanan.
Baca Juga : Iran: Dunia Menuntut Pengusiran Israel dari Komisi Perempuan PBB
Menggambarkan front perlawanan sebagai kekuatan yang terintegrasi, komandan tersebut mengatakan bahwa front tersebut memiliki kemampuan yang sangat besar, meskipun belum sepenuhnya memanfaatkan potensinya.
Dia mencatat bahwa kekacauan di Gaza yang ditimbulkan oleh serangan Israel akan dikompensasi, namun rezim Zionis tidak akan mampu menyelamatkan muka dan memperbaiki utangnya.
Satu-satunya pencapaian rezim Israel dalam perang di Gaza adalah pembantaian sekitar 40.000 orang, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, sementara pasukan Palestina berhasil mempertahankan tanah dan martabat mereka serta membuat Israel frustrasi, tambahnya.
“Front perlawanan, khususnya pasukan Hamas dalam operasi Badai Al-Aqsa, telah mengambil posisi ofensif dan secara heroik memberikan tantangan mendasar terhadap tentara Israel dengan mengandalkan keyakinan dan senjata mereka,” kata jenderal tersebut.
Dalam sambutannya pada November 2023, Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah SEED Ali Khamenei mengatakan rezim Zionis telah “tersingkir” dalam operasi Badai Al-Aqsa.
Baca Juga : IRGC: Gaza Harus Dibangun Kembali Tanpa Harus Memulihkan Martabat Israel
Pemimpin menyatakan bahwa Hamas, sebuah kelompok pejuang perlawanan Palestina dan bukan pemerintah atau negara yang memiliki perlengkapan yang baik, berhasil melumpuhkan rezim Zionis yang telah mengambil alih kekuasaan dan dilengkapi dengan sumber daya yang baik.
Kekalahan berat yang diderita rezim Zionis tidak akan terkompensasi oleh kejahatan-kejahatan ini, kata Ayatollah Khamenei, seraya menambahkan, “Mereka harus tahu bahwa penindasan dan kekejaman ini tidak akan dibiarkan begitu saja dan pemboman akan memperpendek umur rezim yang mengambil alih kekuasaan.”